KUPI BEUNGOH
26 Desember, Sejarah Hari Pantang Melaut dan Doa untuk Ayah
Kami berdiskusi panjang, bahwa penting ditetapkan hari pantang melaut pada setiap 26 Desember.
Adapun beberapa alasan yang mengemuka saat itu, sebagai berikut:
- Korban tsunami terbanyak (baik jiwa maupun fisik) adalah nelayan.
- Perlu diinformasikan dan menjadi ingatan kepada generasi penerus bahwa pada 26 Desember 2004 pernah terjadi peristiwa besar tsunami yang korban terbanyak adalah nelayan.
- Bahwa penetapan hari tersebut juga bagian dari mitigasi bencana ingatan dan pewarisan bahwa selalu harus waspada jika bencana bisa datang kapan saja.
- Tentu juga penting bagi keberlangsungan laut.
26 Desember, 20 tahun yang lalu kami bersama telah berkarya mewariskan pemikiran dan pengetahuan dalam forum itu mewujudkan ingatan rawatan mengingat dan mengenang peristiwa tsunami yang sangat dahsyat tersebut.
Mengenang peristiwa tsunami 20 tahun lalu, terbayang ayah, para syuhada dan bagaimana saya dulu ikut lari dari air bah laut itu.
Kemudian kembali pada fase bangkit bersama, bersama nelayan dan panglima laot menatap masa depan, tanpa melupakan.
Allah lah yang memiliki rencana terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Mari terus bergandengan tangan membangun Aceh yang lebih baik lagi, lagi dan lagi.
Allahummaghfirlahum kepada Ayahnda dan seluruh korban dari peristiwa maha dahsyat itu.
*) PENULIS adalah Ketua Panitia Renstra Panglima Laot 2005-2015 dan Dosen Hukum Adat Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.