KUPI BEUNGOH
Lemahnya Pemahaman Masyarakat Islam Terhadap Pelaksanaan Tajhiz Mayit di Aceh
Selanjut pengaruh budaya dan tradisi masyarakat Islam, sehingga membuat masyarakat Islam kurang kepedulian tehadap pelaksanaan tajhiz mayit.
Selama ini, persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan tajhiz mayit dianggap sebagai tugas dan kewajiban Tengku Meunasah, mulai dari memandikan, sampai mengafani dan menguburkan jenazah.
Kalau Teungku Meunasah tidak ada di tempat atau di gampong, maka harus menunggu sampai tibanya Tengku Meunasah baru dimandikan jenazah tersebut.
Pada hal yang menjadi tanggung jawab utama untuk memandikan jenazah adalah pihak anggota keluarga jenazah itu sendiri.
Begitu juga dalam hal membuat kerenda atau peti jenazah dan kain kafan harus diurus oleh anggota keluarga supaya proses penyelesainya atau pengadaan kerenda atau peti jenazah tepat waktu dan tidak perlu menunggu dari panitia Tajhiz Mayit.
Kalau ada pengumpulan dana dari panitia tajhiz mayit demi untuk kebersamaan tidak menjadi masalah, tinggal panitia tajhiz mayit mengganti dana yang telah dikeluarkan tersebut.
Pembejaran Ibadah di Madrasah/Sekolah/ Terlalu Banyak Tiori dari pada Praktik
Dalam pembelajaran praktik ibadah di madrasah/Sekolah/Ponpes jangan terlalu banyak diberikan tiori, hadist dan ayat Al-Qur’an, tetapi harus banyak diberikan dalam bentuk pratik.
Bila perlu praktik yang diberikan harus melebihi dari jumlah jam teori yang diberikannya.
Semua siswa harus diberikan kesempatan untuk memotong kain kafan, membuat kerenda atau peti jenazah, memandikan, mengafankan, dan mengshalatkan jenazah.
Kemudian, rangkaian tajhiz mayit tersebut harus dilakukan berulang-berulang kali di madrasah/sekolah/ponpes agar siswa atau santri betul-betul memahami dan mampu melaksanakan tajhiz mayit tersebut.
Kurang Tanggung Jawab Pihak Keluarga
Pihak keluarga harus bertanggung penuh dalam menyelesaikan tajhiz mayit dengan cepat dan tepat waktu sehingga kesucian dan kehormatan jenazah serta para pengunjung jenazah (Takziyah) tidak terlalu lama menunggu untuk menunaikan shalat jenazah sebagai perhomatan terakhir kepada simayit/jenazah.
Kalau tajhiz mayit tidak cepat dan tepat waktu dilaksanakan, maka kemungkinan besar dapat mengurangi jumlah jamaah shalat jenazah, maka pihak keluarga harus betul-betul bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
Pengaruh Budaya dan Tradisi Masyarakat
Sekarang sudah menjadi budaya dan tradisi masyarakat Islam seolah-seolah keterlambatan menyelasaikan tajhiz mayit adalah hal yang biasa, tidak lagi menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan dengan cepat dan tepat waktu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.