KUPI BEUNGOH
Lemahnya Pemahaman Masyarakat Islam Terhadap Pelaksanaan Tajhiz Mayit di Aceh
Selanjut pengaruh budaya dan tradisi masyarakat Islam, sehingga membuat masyarakat Islam kurang kepedulian tehadap pelaksanaan tajhiz mayit.
Bahkan ada hadis maja yang sering diungkapkan oleh para pengunjung jenazah (Takziyah) adalah itu sudah menjadi permintaan pihak simayit/jenazah itu sendiri (Ka dilakai droue menang oleh simayit/jenazah).
Hal ini mengesankan kepada kita semua bahwa lebih mengutamakan budaya dan tradisis dari pada tuntunan ajaran agama Islam.
Kurang Kepedulian Anggota Masyarakat
Masyarakat yang kurang pemahaman terhadap agama Islam, maka dengan sendirinya kurang kepedulian terhadap pentingnya tajhiz mayit.
Konon lagi kesadaran untuk menolong dan membantu sesama masyarakat sangat lemah, maka mareka lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum.
Masyarakat yang lemah pemahaman dan kesadaran tersebut sangat apatis membantu kepentingan umum, maka demikian mareka menganggap pelaksanaan tajhiz mayit merupakan urusan atau tugas Tengku Meunasah atau urusan pihak keluarga jenazah/mayit tersebut.
Kurang Dukungan dari Pihak Pemerintah
Pemerintah harus menganggarkan dana dan fasilitas secukupnya untuk pelaksanaan pelatihan atau pembinaan pelaksanaan tajhiz mayit.
Kemudian harus dilaksanakan setiap tahun supaya masyarakat terpatri dalam jiwanya rasa cinta dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tajhiz mayit di gampung.
Pihak pemerintah juga harus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap hasil pelatihan atau pembinaan pelaksanaan tajhiz mayit yang telah dilaknakan tersebut, apakah hasil dari pelatihan atau pembinaan pelaksanaan tajhiz mayit yang dilakukan tersebut sudah mampu dan mau dipraktikkan oleh peserta yang telah dilatih atau dibina tersebut atau tidak, kalau tidak mampu dan mau apa solusi selanjutnya yang harus dilakukan oleh pemerintah.
Berdarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lemahnya pemahaman agama masyarakat Islam memang benar adanya, sehingga telah membawa dapak terhadap perlaksanan tajhiz mayit di gampong-gampong tidak tepat waktunya, sehingga berimbas kepada kesucian dan kehormatan jenazah serta terlalu lama para pengunjung jenazah (Takziyah) menunggu untuk menunaikan shalat jenazah sebagai perhomatan terakhir kepada simayit.
Hal ini disebabkan karena persepsi masyarakat yang keliru, pembelajaran praktik ibadah di madrasah/Sekolah/Ponpes lebih banyak tiori dari pada pratik, kurang tanggung jawab pihak keluarga, pengaruh budaya dan tradisi, kurang kepedulian dari masyarakat dan dukungan dari pemerintah.
Semua penyebab yang terjadi tersebut, maka menajadi kewajiban dan tanggung jawab kita semua untuk melakukan perubahan dan perbaikan melalui peningkatan pemahaman terhadap ajaran agama Islam kepada masyarakat. (*)
*) PENULIS adalah Sekjend Forum Pembangunan Samatiga (Forbangsa)
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.