Kupi Beungoh
Mudik ala Pidie: Masa Pahit dan Momentum Perubahan Nasib Melalui Kabur Aja Dulu
Perantau dari berbagai daerah dan negara asal Pidie pulang kampung pada setiap momen puasa Ramadhan dan Idul Fitri
Maka, jumlah pemuda _meuwoh-woh_ alias menganggur di kampung akan berkurang setiap momentum lebaran tiba.
Dengan bahasa lain, momentum mudik perantau pada lebaran menjadi ajang bagi pemuda pengangguran untuk mengubah nasib.
Tradisi merantau yang digemari orang Pidie sesungguhnya merupakan bagian dari ajakan Imam Syafi’i.
Berikut adalah syair Imam Syafi’i :
Tiada kata santai bagi orang yang berakal dan beradab,
Maka tinggalkanlah kampung halaman dan merantaulah.
Bepergianlah, kau akan mendapat ganti orang yang kau tinggalkan,
Berusahalah, karena nikmatnya hidup ada dalam usaha.
Sungguh, aku melihat air yang tidak mengalir pasti kotor,
Air akan bersih jika mengalir, dan akan kotor jika menggenang.
Kalau tidak keluar dari sarangnya, singa tak akan mendapatkan mangsa,
Kalau tidak meleset dari busurnya, anak panah tak akan mengenai sasaran.
Matahari kalau berada di porosnya selamanya,
Niscaya semua orang, baik Arab maupun non-Arab pasti bosan.
Timah akan seperti tanah, kalau berada di tempatnya,
Kayu cendana pun hanya akan seperti kayu bakar, bila menetap di tanah.
Pesan untuk Bupati Pidie
Orang Pidie yang merupakan pengikut Mazhab Syafi’i diyakini hafal betul bait-bait syair Imam Syafi’i di atas. Mereka menghayati lalu mengamalkannya sehingga semangat merantau mandarah daging dan menjadi faktor untuk mengubah nasib.
Baca juga: Pangdam IM Imbau Masyarakat Aceh Utamakan Keselamatan saat Mudik Lebaran
Pesan kepada Bupati Pidie yang baru saja dilantik untuk tetap menghidupkan semangat merantau yang ada di Pidie yang merupakan kearifan lokal.
Hanya saja pola yang perlu dilakukan oleh Pemkab Pidie sekarang ini adalah membekali generasi muda Pidie dengan sejumlah keterampilan dan etika (akhlak) sebelum mereka berangkat ke rantau.
Keterampilan dan etika bagai dua mata koin bagi seseorang dalam meraih kesuksesan hidup. Semoga!
Banda Aceh, 30 Maret 2025
*) PENULIS adalah warga Pidie, berdomisi di Banda Aceh, email: hasanbasrimnur@gmail.com)
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI
Integritas dan Sistem Bercerai, Korupsi Berpesta |
![]() |
---|
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.