KUPI BEUNGOH
Euforia Aktor Unjukrasa dan Duka Buah Hati Wahidin
Bermata sembab, Mardiana, menerima kedatangan saya bersama tim rektorat dan para dekan dari Universitas Abulyatama. Air matanya berderai
Jujur, saya katakan, saya bingung dengan aksi unjukrasa ini. Mereka menuntut berjalannya pendidikan sebagai hak mahasiswa, para dosen menuntut bisa mengajar. Seolah-olah kondisi kampus mencekam, tak bisa masuk.
Baca juga: Bentrok di Kampus Abulyatama Aceh, Satu Orang Dilaporkan Meninggal
Padahal saya justru membuka lebar pintu kampus, ruang kelas, dan segala fasilitasnya. Sama sekali tidak pernah melarang aktivitas kampus.
Bahkan saya tidak melarang unjukrasa yang terjadi, justru saya anggap wajar sebagai wujud menyampaikan aspirasi.
Namun ketika sampai menganiaya dan mencabut nyawa, itu saya kecam. Saya tidak pernah menerima perilaku seperti itu.
Kendati hingga saat ini saya belum melihat keadilan menghampiri saya, namun saya yakin kebenaran itu pasti datang. []
*) PENULIS adalah Rektor Universitas Abulyatama
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.