Konflik Palestina vs Israel

Amerika Serikat Telah Menyerang Lebih dari 1.000 Target di Yaman Sejak Pertengahan Maret

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan militer sedang menyelidiki laporan mengenai korban sipil akibat serangannya di Yaman.

Editor: Faisal Zamzami
RNTV/TangkapLayar
KOBARAN API - Tangkap layar kobaran api dari ledakan yang terjadi di Al-Jaffar, Sanaa, Yaman, Sabtu (15/3/2025) lalu seusai dibom serangan udara Amerika Serikat. Kemarin malam pasukan AS kembali menyerang wilayah Yaman menewaskan 80 orang. 

Presiden Donald Trump memerintahkan intensifikasi serangan AS terhadap Yaman bulan lalu, dengan pemerintahannya mengatakan akan terus menyerang pemberontak Houthi yang didukung Iran sampai mereka berhenti menyerang pengiriman di Laut Merah.

Inggris dan AS sebelumnya juga telah melakukan operasi dan serangan gabungan di Yaman.

Pernyataan Inggris mengatakan analisis intelijen mengidentifikasi sekelompok bangunan yang terletak sekitar 15 mil (24 km) selatan ibu kota Yaman, Sanaa, yang digunakan oleh Houthi untuk memproduksi pesawat tak berawak yang digunakan untuk menyerang kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.


Tidak disebutkan secara rinci mengenai korban jiwa.

Serangan itu dilakukan setelah gelap, saat kemungkinan warga sipil berada di area itu berkurang, kata pernyataan Inggris, seraya menambahkan bahwa pesawatnya kembali dengan selamat. 

Belum ada komentar langsung dari militer AS.

Televisi yang dikendalikan Houthi mengatakan pada hari Senin bahwa serangan udara AS menewaskan 68 orang setelah menyerang sebuah pusat penahanan bagi para migran Afrika di Yaman

Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pada hari Senin bahwa militer AS mengetahui klaim adanya korban sipil dan sedang melakukan penilaian.

Serangan AS baru-baru ini telah menewaskan puluhan orang, termasuk 74 orang di terminal minyak pada pertengahan April dalam serangan paling mematikan di Yaman di bawah Trump sejauh ini, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Houthi.

Para pembela hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang pembunuhan warga sipil.

Militer AS mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 800 target sejak pertengahan Maret yang dikatakannya menewaskan banyak pejuang dan pemimpin Houthi sambil menghancurkan fasilitas kelompok militan tersebut.

Kelompok Houthi telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama dekade terakhir.

Sejak November 2023, mereka telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel.

Mereka mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza di mana perang Israel telah menewaskan lebih dari 52.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan menyebabkan tuduhan genosida dan kejahatan perang yang dibantah Israel.

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun terjadi pada Oktober 2023, ketika militan Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut Israel.

Baca juga: Naik Lagi Rp 100 Per Mayam, Ini Rincian Harga Emas di Langsa, Rabu 30 April 2025

Baca juga: Dikabarkan kian Akrab dengan Fuji, Ibunda Verrell Bramasta: Orangnya Baik, Menyenangkan 

Baca juga: FAKTA Kakek Sujito Bacok Tiga Orang saat Salat Subuh, Ketua RT Tewas dan 2 Lainnya Terluka

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved