Kupi Beungoh

Mewujudkan Generasi Emas

Kompetensi calistung baru diajarkan secara formal saat peserta didik berada di jenjang Sekolah Dasar (SD).  

Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag, Dosen Tetap Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

Pada tahap ini anak akan sangat dipengaruhi oleh apa yang dia lihat, dia rasa, dan dia jalani.  Oleh karena itu, memberikan pengalaman dan membuat lingkungan yang mendukung anak untuk dapat belajar Calistung, belajar shalat, Sirah dan belajar membaca Al-Qur'an adalah Wajib.  

Karena Ketika umur  6 atau 7 tahun yaitu memasuki SD, anak sudah diperintahkan, sudah diwajibkan melaksanakan shalat. 

"Ajarkan anak untuk shalat di usia tujuh tahun, dan hukumlah jika meninggalkan shalat di usia sepuluh tahun. (HR. Tirmidzi)" 

Bagaimana ia bisa melaksanakan shalat jika ia ketika masa PAUD dan TK tidak pernah diajarkan tentang shalat. Sibuk dengan jalan-jalan, lomba sebagaimana sering kita lihat pada anak TK dan PAUD. Dengan demikian, bukankah menjadi wajib, belajar bagi anak-anak yang muslim terutama belajar shalat, belajar membaca Al-Qur"an, Sirah Nabi dan sahabat untuk menguatkan anak sedari dini (Paud dan TK). 

Selanjutnya agar anak mampu mengerjakan shalat dengan baik dan benar, ia harus mampu membaca bacaan dalam shalat dengan baik dan benar, tentunya anak harus bisa membaca Ayat-ayat Al-Qur'an dengan baik dan benar.  Dengan demikian,  pada masa anak usia dini belajar shalat dan membaca Al-Qur'an, sirah itu wajib. Wajib bagi orang tua  dan guru mengajarkannya.

Agar ketika anak sampai usia 7 tahun ia sudah mampu dan mandiri mengerjakan shalat wajib 5 waktu. 

Berkaitan dengan belajar Calistung secara dini, itu harus menjadi prioritas kurikukum sekolah dini, karena dengan membaca anak akan menguasai dunia, dia akan terlepas dari pengaruh buruk IT dan teknologi modern. 

Dengan membaca anak akan mampu menempatkan dirinya pada hal-hal yang positif, dan ia akan punya bekal ilmu dan pengetahuan dari apa yang ia baca, terutama menbaca tentang Sirah Nabi dan sahabat  sejak kecil, untuk membuat jiwa anak didik kuat dan kokoh seperti jiwa  pahlawan. figur idola itu Rasulullah, sahabat, ini penting dimiliki anak sejak kecil. Menjadikan Rasulullah dan para sahabat sebagai figur, idola, platform yang akan ia jadikan model dan contoh dalam mengarungi kehidupan. 

Namun jika ia tidak mendapatkannya  maka anak-anak akan lemah akibat sibuk dg gedged dan handphone. Oleh karena itu belajar membaca sejak dini itu wajib, untuk menjadikan anak mampu, mau dan bisa membaca, sehingga dari bacaannya ia mendapat modal dasar, teori yang kuat untuk dia dapat memilih profil yang tepat baginnya. 

Mengajarkan tentang praktek shalat, membaca Al-Qur'an, membaca Sirah dan Calistung pada ada usia dini dan TK, lebih tepat, lebih bermanfaat dibandingkan pelajaran lainnya yang minim manfaat buat anak didik di masa depan. 

Susunlah kurikulum PAUD dan TK dengan orientasi agar anak manpu mengerjakan shalat dengan baik, mampu membaca Al-Qur'an, Mampu membaca Sirah dan Bisa Calistung. 

Caranya mengajar anak usia dini dengan mempertimbangkan umur, dan gaya belajar anak seperti visual (contohnya lewat gambar, benda-benda, foto, vidio),  auditorial ( contohnya dengan cara bernyanyi) dan kinestetik (contohnya dengan bermain atau karyawisata).

 

*) PENULIS adalah Dosen UIN Ar Raniry Banda Aceh 

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved