Berita Banda Aceh

HUDA Dorong Muallem–Dek Fad Temui Prabowo, Bawa Data 4 Pulau Singkil

Himpunan Ulama Dayah Aceh HUDA Dorong Muallem–Dek Fad Temui Prabowo, Bawa Data 4 Pulau Singkil

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr Tgk H Anwar Usman MM, Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) 

 
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA), Tgk Dr H Anwar Usman MM, yang akrab disapa Abiya Kuta Krueng, mendorong Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, H Muzakkir Manaf (Muallem) dan Fadhlullah (Dek Fad), untuk segera menjumpai, Prabowo Subianto, guna membawa data dan dokumen resmi terkait kepemilikan Aceh atas empat pulau di wilayah Aceh Singkil yang belakangan diklaim sebagai bagian dari Sumatera Utara.

“Ini bukan hanya soal tapal batas administratif, tetapi soal kedaulatan dan amanah yang dititipkan kepada pemimpin Aceh oleh rakyatnya.

 Kami mendesak Muallem dan Dek Fad segera menemui Presiden Prabowo dengan membawa dokumen dan bukti historis serta administratif agar penyelesaian dapat dilakukan secepatnya dan dalam koridor negara hukum,” tegas Abiya Kuta Krueng dalam keterangannya kepada media, Sabtu (7/6/2025).

Empat pulau yang dimaksud merupakan bagian dari gugusan wilayah Aceh Singkil yang menurut dokumen resmi selama ini termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Aceh.  

Namun sejak beberapa tahun silam  muncul klaim bahwa keempat pulau tersebut masuk dalam wilayah Sumatera Utara, sehingga memicu kegelisahan di tengah masyarakat perbatasan.

Baca juga: Anggota DPRA Hadi Surya: Patut Diduga Batas Daratan Bergeser, Maka Pulau di Aceh Terlepas ke Sumut

Menurut Abiya Kuta Krueng, sikap tegas pemerintah Aceh sangat diperlukan dalam persoalan ini, agar tidak berlarut-larut dan memicu konflik horizontal yang dapat merugikan ukhuwah dan kestabilan daerah.

“Dalam pandangan fikih Islam, menjaga wilayah (ḥimāyah al-dār) adalah bagian dari kewajiban kolektif (fardu kifayah) bagi pemerintah dan masyarakat muslim. 

Ulama seperti Imam al-Māwardī dan al-Ghazālī menegaskan bahwa pemimpin bertanggung jawab atas keamanan, integritas wilayah, dan kemaslahatan rakyat,” ujar Abiya.

Abiya juga mengingatkan bahwa dalam syariat Islam, prinsip kepemilikan dan penguasaan atas tanah harus jelas dan sah.

 Jika ada pihak lain yang mencoba mengambil tanpa hak, maka itu masuk dalam kategori ghaṣb (perampasan), yang dilarang dan wajib dilawan dengan cara yang konstitusional.

 

“Ini bukan soal ego kedaerahan, tapi soal kemaslahatan umum dan tanggung jawab syar’i. Keberadaan masyarakat Aceh Singkil yang selama ini telah hidup dalam struktur administrasi Aceh harus dijaga, jangan sampai mereka merasa diabaikan,” lanjutnya.

PB HUDA, kata Abiya, juga siap memberikan dukungan moral dan keulamaan kepada Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan persoalan ini secara bermartabat, damai, namun tegas.

Ia menilai, pendekatan dialog langsung dengan Presiden adalah langkah paling tepat dan strategis.

“Presiden Prabowo adalah tokoh yang punya komitmen terhadap integritas bangsa. Kami percaya, jika data dan argumentasi disampaikan dengan baik, beliau akan bijak dalam memutuskan,” ucapnya.

Baca juga: Mualem akan Ketemu Bobby di Medan?: Rencong Kiri-Kanan, Pulau jangan Hilang – Bagian 3

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved