Kupi Beungoh

Kemandirian GEKRAFS Aceh Hari Ini Menjadi Indikator Pencapaian SDGs di Masa Depan

Gekrafs secara aktif mendorong inovasi, pendidikan, dan kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif, pemerintah, dan sektor swasta

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Tuanku Warul Waliddin, SE, Ak, Ketua DPW Masyarakat Adat Nusantara Aceh 

Di Aceh, inisiatif Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) menjadi salah satu manifestasi nyata bagaimana gerakan masyarakat berbasis kreativitas dapat memainkan peran sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Ekonomi kreatif adalah sektor yang berbasis pada ide, inovasi, dan budaya. Di dalamnya terdapat potensi luar biasa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja, serta pelestarian nilai-nilai lokal. 

Dalam konteks SDGs, ekonomi kreatif relevan dengan banyak indikator: SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur), SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan), hingga SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan). Lebih dari itu, ekonomi kreatif yang berakar pada partisipasi masyarakat turut memperkuat kemitraan dan kolaborasi lintas sektor (SDG 17).

Kemandirian Gekraf Aceh: Pilar Lokal untuk Pencapaian SDGs Global

Gekrafs Aceh tidak hanya menggerakkan sektor kreatif secara ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian pelaku dan komunitas. 

Melalui pelatihan, fasilitasi pasar, dan pengembangan ekosistem digital, para pelaku kreatif di Aceh diberdayakan untuk tidak hanya bertahan, tetapi berkembang. 

Produk lokal, seni pertunjukan, konten digital, hingga inovasi kuliner, semuanya menjadi bagian dari rantai ekonomi yang menyerap tenaga kerja, terutama anak muda.

Kemandirian ini bukan hal yang instan. Ia lahir dari semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya peran komunitas dalam pembangunan.

 Ketika pelaku kreatif diberi ruang dan dukungan untuk tumbuh, mereka bukan hanya menjadi kontributor ekonomi, tetapi juga agen perubahan sosial. 

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan disrupsi teknologi, ekonomi kreatif memberikan pendekatan yang adaptif, kolaboratif, dan berkelanjutan.

Baca juga: Ekraf Membuka Jalan  Masa Depan Aceh 

Aceh, dengan warisan budaya yang kaya dan semangat kolektivitas yang kuat, memiliki posisi strategis dalam mendorong ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

 Jika dikelola secara sistematis dan inklusif, sektor ini dapat menjadi motor penggerak utama dalam pencapaian SDGs

Kunci utamanya adalah keberlanjutan: keberlanjutan program, kesinambungan kolaborasi, dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan—termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, komunitas, dan akademisi.

Ke depan, Gekrafs Aceh dapat menjadi model nasional dalam mengintegrasikan ekonomi kreatif ke dalam agenda pembangunan berkelanjutan. 

Kemandirian yang ditunjukkan hari ini, meskipun masih dalam tahap berkembang, adalah fondasi penting yang akan menentukan arah pembangunan kita di masa depan. 

Sebab pada akhirnya, keberhasilan SDGs bukan hanya soal angka di laporan global, melainkan tentang bagaimana masyarakat lokal hidup lebih baik, lebih adil, dan lebih bermakna.

*) PENULIS adalah Ketua DPW Masyarakat Adat Nusantara Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

 

 

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved