Kupi Beungoh
Aceh Singkil : “Heer van de Kaart”, 1928, dan Iskandar Muda
Tito lupa bahwa pemerintahan pada era itu adalah era perang Belanda dengan rakyat Aceh, sehingga Belanda tak punya otoritas sipil.
Tapi tentu saja, itu semua tidak tercetak seperi peta Belanda.
Dan seperti yang kita tahu, apa yang tak ada di peta Belanda, seringkali tak ada pula dalam kepala para birokrat.
Tak Hanya Kaget, Tapi Juga Getir
Keempat pulau itu--Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang--tidak berpenghuni secara administratif, tapi selalu hidup dalam imajinasi kolektif masyarakat pesisir.
Pulau panjang dan pulau-pulau lainnya, disinggahi oleh nelayan dari Aceh Singkil hingga Sibolga.
Gugusan pulau itu menjadi titik rehat dalam navigasi, tempat berlindung kala cuaca buruk, dan yang terpenting, menjadi bagian dari kisah.
Maka jangan heran jika masyarakat setempat mengatakan dengan santai, “Itu pulau kami.”
Bukan dalam logika surat tanah atau sertifikat waris.
Ada logika “habitus” satu bentuk pengenalan alam yang membentuk diri, identitas, dan kedekatan spasial yang tak perlu disahkan dengan tanda tangan.
Dan inilah yang luput dari radar Tito dan kawan-kawanya.
Bahwa tanah bukan sekadar entitas teknis, tapi simbol afeksi.
Bahwa batas bukan hanya soal koordinat, melainkan tentang rasa memiliki, relasi sosial, dan dan bahkan bunga harum atau luka sejarah.
Bagi masyarakat Aceh, terkhusus Singkil, narasi tentang pulau-pulau itu tidak dibentuk oleh sekolah yang hanya berurusan dengan kadasteral.
Narasi mereka dibentuk oleh warisan turun-temurun tentang laut, arah angin, dan rumah singgah.
Maka ketika atas nama pemerintah pusat, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Sumut, tiba-tiba menyebut “pengelolaan bersama” seakan-akan sedang membicarakan lahan parkir.
Akibatnya, reaksi di Aceh tak hanya kaget, tapi juga getir.
pulau sengketa
Aceh Singkil
Aceh
Sumut
sejarah Aceh
Pulau Panjang
Humam Hamid
kupi beungoh
opini serambi
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.