Konflik Iran vs Israel

Bahaya Jika Iran Tutup Selat Hormuz, Ini Dampak yang Dirasakan Indonesia, AS Hingga China

Pasalnya China merupakan pelanggan minyak terpenting Iran dan memelihara hubungan persahabatan dengan Republik Islam tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar
SELAT HORMUZ - Peta Selat Hormuz. Amerika Serikat menyerukan China agar mencegah Iran menutup Selat Hormuz, jalur vital 20 persen pasokan minyak dunia. Ketegangan meningkat usai serangan udara AS ke Iran. 

SERAMBINEWS.COM - Selat Hormuz berada di ancaman penutupan setelah Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, Minggu waktu setempat.

Parlemen Iran menyepakati rencana penutupan Selat Hormuz untuk semua aktivitas pelayaran pada Minggu (22/6/2025).

Langkah tersebut diambil sebagai bentuk protes atas serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran

"Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," kata anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, dikutip dari Anadolu. 

"Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional."

Adapun Selat Hormuz dikenal sebagai salah satu jalur pelayaran paling vital bagi distribusi minyak mentah global.


Melansir laporan Kompas.id, dari 10 produsen minyak terbesar di dunia, lima negara berada di sekitar selat itu antara lain Arab Saudi, Irak, Kuwait, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Kelima negara itu menghasilkan hampir 28 juta barel per hari.

Bukan hanya minyak, Selat Hormuz juga menjadi jalur perdagangan gas alam cair (liquid natural gas). Di sekitar Selat Hormuz terdapat dua dari 10 eksportir gas alam terbesar di dunia, yakni Qatar dan Oman.

Gabungan produksi gas alam kedua negara itu hampir 90 juta metrik ton per tahun. Setiap bulan, ada sekitar 3.000 lebih kapal pengangkut gas alam cair melintas melewati selat tersebut.

Baca juga: Kutuk Serangan AS ke Iran, China Disebut Tempuh Jalur Diplomatik Imbas Ancaman Tutup Selat Hormuz

AS Minta China Bujuk Teheran untuk Tetap Membuka

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio meminta China untuk membujuk Iran tak menutup jalur penting bagi pengiriman minyak tersebut.

Gangguan pasokan minyak akan sangat berpengaruh pada ekonomi China.

China saat ini menjadi pembeli terbesar minyak Iran, dan memiliki hubungan yang dekat dengan Teheran.

Upaya untuk memblokir Selat Hormuz antara Iran dan Oman dapat menimbulkan konsekuensi yang mendalam bagi ekonomi global. 

Melalui data Badan Informasi Energi tahun 2024, sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari atau 20 persen dari konsumsi global melewati rute ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved