Konflik Iran vs Israel
Gawat! Israel Perintahkan Kembali Serang Iran, Tuduh Teheran Langgar Gencatan Senjata
Katz menuduh Iran melanggar gencatan senjata dengan menembakkan gelombang rudal dua jam setelah kesepakatan.
SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - Iran dan Israel kembali diambang perang tidak lama setelah gencatan senjata berlaku.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz kembali memerintahkan serangan ke Iran beberapa jam setelah gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Katz menuduh Iran melanggar gencatan senjata dengan menembakkan gelombang rudal dua jam setelah kesepakatan.
Katz menuduh Iran "sepenuhnya melanggar" kesepakatan gencatan senjata dengan menyerang Israel. Menhan Israel itu pun menginstruksikan pasukannya untuk kembali menyerang Teheran.
Tetapi militer Iran membantah tuduhan tersebut. Kantor berita Iran, ISNA melaporkan, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran menyatakan tidak menyerang Israel setelah gencatan.
Sebelumnya, gencatan senjata antara Iran dan Israel diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump usai perang kedua negara yang berlangsung selama 12 hari.
Trump mengumumkan gencatan senjata usai melibatkan AS menyerang fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6).
Usai serangan tersebut, militer Iran membalas dengan menyerang pangkalan militer AS di Qatar.
Parlemen Iran pun kemudian menyetujui penutupan Selat Hormuz setelah serangan tersebut.
Gencatan senjata Iran-Israel efektif berlaku pada Selasa (24/6) pagi waktu Teheran.
Iran dan Israel dilaporkan saling mengirim serangan terakhir sebelum gencatan senjata berlaku.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menyatakan, militernya mengirim enam gelombang rudal ke Israel pada Selasa (24/6) sebelum dimulainya gencatan senjata pada pukul 07.30 waktu setempat atau 11.30 WIB.
"Operasi militer dari Angkatan Bersenjata kami yang kuat untuk menghukum Israel atas agresinya berlanjut hingga menit terakhir," kata Araghchi dikutip Al Jazeera.
Sebaliknya, Israel juga mengirim serangan udara ke Iran jelang berlakunya gencatan senjata.
Pejabat di Provinsi Gilan, utara Iran, melaporkan serangan Israel jelang gencatan senjata membunuh sembilan warga sipil.
Baca juga: Israel Perintahkan Serangan ke Teheran, Tuding Iran Langgar Gencatan Senjata yang Diumumkan Trump
Netanyahu: Semua Target Telah Tercapai
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa Israel menyetujui gencatan senjata bilateral dengan Iran berkoordinasi langsung dengan Presiden Trump.
Dalam pernyataan resminya, ia menyampaikan bahwa semua tujuan perang telah dicapai.
Dilansir dari Associated Press, dalam laporannya kepada Dewan Keamanan Israel, Netanyahu menyebut berhasil memenuhi seluruh sasaran dalam operasi militer 12 hari itu.
Ia merinci capaian yang dimaksud, termasuk penghapusan ancaman nuklir dan program rudal balistik Iran serta keberhasilan operasi udara hingga menguasai wilayah udara Teheran
Israel juga mengeklaim sukses memberi kerusakan signifikan pada struktur militer dan pemerintahan Iran.
Netanyahu menegaskan bahwa meskipun gencatan senjata telah disepakati, Israel siap merespons keras bila ada pelanggaran dari pihak Iran.
“Israel akan merespons dengan kekuatan terhadap setiap pelanggaran gencatan senjata,” katanya.
Gencatan senjata ini terjadi setelah eskalasi intens pada Selasa dini hari. Rudal Iran menghantam sejumlah kota di Israel, termasuk menewaskan empat warga di serangan terakhir ke wilayah selatan.
Sementara itu, jet-jet tempur Israel juga membombardir beberapa fasilitas di Teheran, termasuk situs militer dan infrastruktur pemerintahan.
Iran sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terbaru setelah pengumuman gencatan senjata, tetapi stasiun TV pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa Teheran telah menghentikan semua operasi militer sejak Selasa pagi waktu setempat.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengumumkan bahwa gencatan senjata akan dimulai secara bertahap pada Selasa pukul 04.00 GMT, dengan Iran menghentikan serangan lebih dahulu, disusul Israel 12 jam kemudian.
Trump menyebut gencatan senjata ini sebagai akhir resmi dari “Perang 12 Hari” yang dimulai sejak awal Juni, dan mengeklaimnya sebagai bukti keberhasilan strategi agresif-diplomatik pemerintahannya.
Baca juga: VIDEO Serangan ke-20, Perdana Iran Keluarkan Rudal Kheibar untuk Hantam Israel
Rival Netanyahu Kritik Gencatan Senjata Israel-Iran, Peringatkan Munculnya Perang Baru
Ketua Partai Yisrael Beytenu sekaligus rival politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Avigdor Liberman, mengkritik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut Liberman, kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat tegas hanya akan menjadi jeda sementara dan berpotensi memicu perang baru dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
"Sejak awal perang saya sudah mengingatkan: tidak ada yang lebih berbahaya daripada meninggalkan seekor singa yang terluka,” kata Liberman, Selasa (24/6/2025), dilansir dari The Times of Israel.
“Gencatan senjata tanpa kesepakatan jelas akan menyeret kita ke perang lain di masa depan, dengan kondisi yang jauh lebih buruk,” ujarnya.
Liberman juga menyayangkan sikap komunitas internasional yang memilih bernegosiasi panjang dengan Teheran, alih-alih menuntut penyerahan total dari rezim Ayatollah.
Ia menuduh Iran tetap bertekad untuk melanjutkan program pengayaan uranium, produksi rudal balistik, serta pendanaan kelompok-kelompok milisi di Timur Tengah.
"Alih-alih penyerahan tanpa syarat, dunia justru memasuki negosiasi yang sulit dan melelahkan, sementara rezim Ayatollah sama sekali tidak berniat untuk menyerah — tidak dalam hal pengayaan uranium di tanah Iran, tidak dalam produksi dan penyediaan rudal balistik, maupun dalam mendukung dan membiayai terorisme di kawasan dan di seluruh dunia," tuturnya.
Suara skeptis juga muncul dari kubu koalisi. Dan Illouz, anggota parlemen dari Partai Likud yang dipimpin Netanyahu, mempertanyakan apakah Israel benar-benar telah mengalahkan ancamannya.
“Pertanyaannya bukan hanya apakah kita menang sekarang, tapi apakah anak saya kelak akan menghadapi ancaman yang sama 20 tahun lagi,” tulisnya di X.
"Tak diragukan kita menang. Tapi apakah ini kemenangan mutlak? Atau sekadar menang angka di satu ronde?”
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel setuju mengakhiri “Perang Dua Belas Hari” yang menewaskan ratusan orang di Iran dan puluhan di Israel.
Gencatan senjata itu dimulai secara bertahap sejak Selasa pagi, dengan Iran lebih dulu menghentikan serangan yang kemudian disusul Israel.
Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah mencapai seluruh tujuan militernya, termasuk menghancurkan fasilitas nuklir dan meredam sistem pertahanan udara Iran.
Meski begitu, Juru Bicara IDF Brigjen Effie Defrin dalam konferensi pers menyatakan belum ada perubahan panduan bagi warga sipil seiring berlakunya gencatan senjata antara Israel dan Iran.
"Anda harus tetap mematuhi pedoman yang ada; ancaman masih tetap ada," ujarnya.
Baca juga: UMKM Ingin Buka Lapak di Jalan Santai dan Donor Darah Polres Abdya, Silakan Mendaftar ke Mapolres
Baca juga: Kondisi Intan, ART Korban Penyiksaan Majikan di Batam, Tak Digaji Setahun, Disuruh Makan Kotoran
Baca juga: VIDEO Rudal Iran Hantam Pangkalan Utama AS di Qatar: Strategi Ini Diklaim Sebagai Ancaman Menakutkan
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Siap Lancarkan Serangan Baru Terhadap Iran |
![]() |
---|
Iran Siapkan Skenario Militer Hadapi Israel, Ragukan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Presiden Iran Masoud Pezeshkian Terluka akibat Serangan Israel |
![]() |
---|
Ali Khamenei Muncul Kembali ke Publik di Hari Asyura, Disambut Gembira Warga Iran |
![]() |
---|
Menlu Iran Ancam Israel jika Kembali Menyerang, Siap Balas Agresi Zionis dan Sekutunya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.