Breaking News

Siti Wulan Ponakan Gubernur Jualan Gorengan karena Gaji Honorer Tak Cukup, Raup Rp 2 Juta Sehari

Di balik profesinya sebagai tenaga honorer di Pemda Purwakarta, Siti Wulan menyimpan cerita perjuangan hidup yang inspiratif.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar video dokumentasi Siti Wulan
JUALAN GORENGAN - Tempat berjualan gorengan keponakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat. 

 Gaji honorer pertamanya adalah Rp 1.200.000, dan mulai 2024, gajinya meningkat menjadi Rp 2.000.000 per bulan.

Untuk menambah penghasilan, Wulan memanfaatkan hobinya memasak dengan menjual makanan dan minuman yang sedang tren di kalangan rekan-rekannya.

"Saya bawa jualan itu ke tempat kerja dan alhamdulillah teman-teman pada suka," ujar Wulan saat diwawancarai Kompas.com via telepon, Selasa (8/7/2025).

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Gaji Satpam Honorer per Daerah Terbaru, Tertinggi ke-2 Dijuluki Kota Rusa

Saung Solokan

Menyadari potensi pengunjung di Lembur Pakuan yang semakin meningkat, Wulan memutuskan untuk berjualan di lokasi tersebut setiap hari Minggu.

Orang tuanya memiliki saung di sekitar sawah yang kini sedang populer, yang ia namai Saung Solokan.

Wulan berjualan mulai pukul 06.00 WIB hingga dagangannya habis, biasanya hingga pukul 12.00 WIB, dengan mayoritas pembeli adalah wisatawan atau pengunjung dari luar daerah.

"Untuk omzet jualan seminggu Rp 2 juta lebih, karena saya tidak hanya jualan bala-bala, tapi juga ada minuman seperti kopi gula aren dan lain-lain. Ada paket nasi timbel ayam goreng juga," jelas Wulan.

Meskipun sibuk berjualan, Wulan tetap bertahan bekerja di puskesmas karena merasa telah menjiwai bidang kerjanya sebagai perawat.

Ia juga merasa ini adalah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat Purwakarta.

Wulan mengungkapkan telah mendaftar sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan terdaftar dalam sistem Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Namun, ia mengaku belum mendapatkan kepastian mengenai pengangkatannya.

Ia juga menilai gaji pegawai honorer saat ini masih belum mencukupi.

"Dari hal itu, saya berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan agar tenaga honorer yang sudah lama bekerja diprioritaskan untuk diangkat secara otomatis dan tanpa tes," tutup Wulan.

Ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan bagi tenaga perawat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

Baca juga: VIDEO - Iran Beli Rudal Canggih China Via Barter Minyak Mentah, Siap Lindungi Langit Teheran

Baca juga: Donald Trump Berlakukan Tarif Resiprokal 32 Persen, Kadin Sebut Pekerja Sektor Ekspor Terancam PHK

Baca juga: Tim Kemenko Polhukam Kunjungi Aceh, Siap Gelar Diskusi Terbuka Soal UUPA dan Dana Otsus 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved