Breaking News

Kesehatan

Testosteron Turun Sejak Usia 34? dr Boyke Ungkap Dampaknya ke Seks, Otak & Jantung, Pria Harus Tahu!

dr Boyke mengatakan, penurunan homron testosteron ini bisa berdampak besar, bukan hanya pada fungsi seksual, tetapi juga terhadap kesehatan tubuh.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati
YouTube Suara Berkelas
Dalam Podcast yang tayang di kanal YouTube Suara Berkelas, dr Boyke mengatakan, penurunan homron testosteron ini bisa berdampak besar, bukan hanya pada fungsi seksual, tetapi juga terhadap kesehatan otak, jantung, tulang hingga daya tahan tubuh, Kamis (10/7/2025). 

SERAMBINEWS.COM - Banyak pria mungkin tidak menyadari bahwa penurunan hormon testosteron sudah dimulai sejak usia 34 tahun. Padahal, hormon testosteron ini memiliki peran sangat penting dalam menjaga vitalitas, kesehatan seksual, bahkan fungsi otak dan jantung.

Dalam Podcast yang tayang di kanal YouTube Suara Berkelas, dr Boyke mengatakan, penurunan homron testosteron ini bisa berdampak besar, bukan hanya pada fungsi seksual, tetapi juga terhadap kesehatan otak, jantung, tulang hingga daya tahan tubuh.

“Makanya dijaga hormon testosteronnya dong,” ujar dr Boyke dalam podcast Suara Berkelas dikutip Serambinews.com, Kamis (10/7/2025).

“Karena kita, para pria, itu mulai usia 34 tahun, testosteronnya berkurang setengah sampai satu persen setiap tahun. Jadi bisa bayangkan kan?," sambungnya.

dr Boyke menjelaskan, testosteron adalah hormon utama pada pria yang punya banyak fungsi penting.

“Testosteron itu kan melindungi seorang laki-laki. Itu kunci hormon nomor satunya. Untuk menjaga supaya rambut tidak cepat putih, kulit tetap bagus, motivasi tetap segar, tetap greng juga, dan tulang tetap sehat, testosteronnya mesti dijaga sampai usia tua," ungkapnya.

Baca juga: Seksolog dr Boyke: Konsumsi Junk Food Bisa Ganggu Hormon dan Kesuburan Pria-Wanita

Lebih lanjut, dr Boyke juga menyoroti gejala umum ketika testosteron mulai menurun.

Salah satu tanda paling awal adalah terganggunya fungsi ereksi.

“Efek jangka pendek yang terjadi jika kekurangan testosteron adalah disfungsi ereksi. Dia pagi-pagi 'itunya' nggak bangun seperti dulu, itu udah mulai tanda tuh ya," timpalnya.

Menurutnya, ini bukan sekadar masalah seksual.

Dr Boyke Dian Nugraha, mengungkap sisi lain dari fenomena seksual yang jarang dibahas secara terbuka yaitu fetish dalam podcast HAS Creative, Selasa (3/6/2025).
Dr Boyke Dian Nugraha, mengungkap sisi lain dari fenomena seksual yang jarang dibahas secara terbuka yaitu fetish dalam podcast HAS Creative, Selasa (3/6/2025). (YouTube HAS Creative/pwk Podcast)

Gangguan fungsi ereksi bisa menjadi sinyal adanya masalah yang lebih serius. “Saya bilang masih untung, Pak, belum jantung yang kena. Kalau jantung, serangan jantung, meninggal,” tegasnya.

Testosteron yang rendah juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik secara menyeluruh.

Baca juga: Kapan Waktu Berhubungan Intim Setelah Melahirkan? dr Boyke: Bisa Hamil Lagi Tanpa Menstruasi!

“Dia menjadi lebih mudah lemas. Rambutnya rontok. Banyak saya temukan orang usia 40-an sudah botak. Kulitnya tidak glowing lagi, motivasi malas, gampang lupa, dan perut mulai buncit,” jelasnya.

Namun, menurut dr Boyke, semua ini bisa dicegah dengan pola hidup yang benar.

Ia mengingatkan pria untuk berhenti merokok, tidak mengonsumsi alkohol, menghindari begadang, dan mengelola stres.

“Itu semua faktor penghancur testosteron,” ujarnya.

Tak hanya itu, dr Boyke juga menekankan pentingnya menjaga pola makan dan rutin berolahraga.

Pilihlah makanan yang tidak terlalu banyak olahan, tidak konsumsi gorengan, santan, dan makanan yang terlalu banyak garam.

Baca juga: dr Boyke: Pisahkan Tidur Anak Sejak Dini, Kasus Ini Bukti Akibatnya Bisa Trauma Seumur Hidup

Kemudian rutin lakukan olahraga. Kalau untuk di atas 50 tahun, cukup push-up 30 kali, sit-up 30 kali, kemudian squat jam.

"Lakukan yang wajar-wajar saja, tapi rutin. Saya tadi sebelum ke sini olahraga dulu, 30 menit jalan kaki cepat,” ungkapnya. 

dr Boyke juga menyarankan untuk mempertimbangkan konsumsi herbal alami yang bisa membantu menjaga kadar testosteron, ketimbang langsung menggunakan terapi hormon berbasis kimia.

“Saya tetap berusaha agar perut ini tidak buncit, salah satunya dengan testosteron therapy. Tapi kita dari herbal saja, karena kita takut juga kalau yang chemical-chemical seperti itu.”

dr Boyke menegaskan bahwa menurunnya testosteron tidak hanya berdampak pada gairah, tapi juga membuka risiko penyakit serius yang jadi penyebab utama kematian pria

“Di dunia ini, pria itu meninggal karena diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satunya karena testosteron yang menurun, perlindungan terhadap pembuluh darah dan jantung juga ikut berkurang,” katanya.

Baca juga: Dr Boyke Sarankan Boy William Sunat Meski Bukan Muslim: Demi Kebersihan hingga Cegah Penularan Virus

Menutup perbincangan, dr Boyke mengatakan bahwa menjaga kesehatan adalah keputusan pribadi yang harus diambil dengan sadar.

Menurutnya, jika pria ingin menua dengan sehat dan memiliki kadar testosteron yang tetap optimal, maka pola hidup sehat harus dijaga secara konsisten.

Ia mengingatkan agar tidak menjadi bagian dari empat besar penyebab kematian pria di dunia, yaitu diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

“Sehat itu adalah pilihan,” tutup dr Boyke. “Kalau ingin menua dengan sehat, dengan testosteron yang oke, ya harus jaga pola hidup. Jangan sampai ikut empat besar dunia penyebab penyakit," pungkasnya.

Seksolog Dr Boyke Ungkap Bahaya Radiasi HP: Bisa Rusak Sperma hingga Picu Infertilitas pada Pria!

Di era digital saat ini, hampir semua orang tak bisa lepas dari ponsel atau Handphone (HP).

Namun siapa sangka, kebiasaan sepele seperti menyimpan HP,terutama di sisi kanan atau kiri kantong celana bisa berdampak besar terhadap kesehatan reproduksi pria

Radiasi dari ponsel dapat menurunkan kualitas sperma, memperbesar risiko infertilitas dan menjadi salah satu penyebab pasangan sulit memiliki anak.

Dalam sebuah episode podcast di kanal YouTube Taulany TV, dokter seksologi ternama Dr Boyke Dian Nugraha mengungkapkan hasil penelitian medis yang menghubungkan radiasi ponsel dengan penurunan kualitas sperma pada pria.

Dr Boyke mengatakan, dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa radiasi ponsel berdampak buruk pada kualitas sperma yang berakibat akan sulit membuahi.

“Orang yang sering menaruh HP di kantong kanan atau kiri, kualitas spermanya menurun. Sperma yang terkena radiasi akan mengalami peningkatan bentuk abnormal, dan itu membuatnya sulit membuahi,” ujar dr Boyke.

Menurutnya, kualitas sperma dinilai dari jumlah, bentuk dan gerakan. Radiasi dari ponsel dapat memengaruhi ketiga aspek tersebut, khususnya meningkatkan jumlah sperma abnormal.

Sperma yang bentuknya tidak normal tidak mampu membuahi sel telur, sehingga memperbesar risiko infertilitas.

Lebih lanjut, Dr Boyke juga menyoroti fakta meningkatnya kasus infertilitas sejak era 90-an hingga sekarang.

“Dulu saat saya jadi dokter kandungan di tahun 90-an sampai 2000-an, angka infertilitas hanya sekitar 10-15 persen. Sekarang naik jadi 20-25 persen. Artinya, 1 dari 4 pasangan sulit punya anak, dan ini bukan hanya karena perempuan, tapi juga dari pihak pria,” jelasnya.

Untuk mengurangi paparan radiasi, Dr Boyke menyarankan pria untuk tidak meletakkan ponsel di kantong celana.

Sebagai gantinya, bisa menggunakan tas pinggang atau tas kecil, atau menyimpan HP di saku baju atau saku belakang, walaupun tetap harus berhati-hati agar tidak mudah jatuh atau dicuri.

Selain itu, ia juga menyinggung soal peningkatan kasus PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) pada wanita, yang turut menyumbang tingginya angka infertilitas.

Hal ini dipengaruhi pola makan tidak sehat, konsumsi junk food dan paparan hormon dari makanan olahan seperti ayam ternakan. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved