Konflik Suriah

Suriah Bersihkan Pejuang dari Kota Druze, Suwayda, Presiden Umumkan Gencatan Senjata

Sesaat sebelum klaim pemerintah, ada laporan tembakan senapan mesin di kota Suwayda serta penembakan mortir di desa-desa terdekat.

Editor: Ansari Hasyim
RNTV/TangkapLayar
TERAPKAN JAM MALAM - Pasukan rezim baru pemerintahan Suriah saat menangani kerusuhan yang terjadi di wilayah-wilayah yang menjadi basis pendukung Presiden terguling, Bashar Al-Assad, Kamis (6/3/2025). Pasukan Suriah dlaporan menerapkan jam malam di sejumlah wilayah pesisir negara tersebut. 

"Sementara kami berterima kasih kepada klan (Badui) atas sikap heroik mereka, kami menyerukan mereka untuk mematuhi gencatan senjata dan mengikuti perintah negara," ujarnya. 

"Semua harus memahami bahwa momen ini membutuhkan persatuan dan kerja sama penuh, agar kita dapat mengatasi tantangan ini dan melindungi negara kita dari campur tangan asing dan hasutan internal."

Ia mengutuk intervensi Israel dalam kerusuhan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu “mendorong negara tersebut ke dalam fase berbahaya yang mengancam stabilitasnya”.

Setelah pengumuman presiden, pemerintah Suriah mulai mengerahkan pasukan ke Suwayda dan kelompok Badui mengatakan mereka akan mundur dari kota Suwayda.

"Setelah berunding dengan seluruh anggota klan dan suku Suwayda, kami memutuskan untuk mematuhi gencatan senjata, mengutamakan akal sehat dan pengendalian diri, serta memberikan ruang kepada lembaga-lembaga negara yang berwenang untuk menjalankan tanggung jawab mereka dalam memulihkan keamanan dan stabilitas," ujar faksi-faksi Badui dalam sebuah pernyataan.

“Oleh karena itu, kami menyatakan bahwa semua pejuang kami telah ditarik dari kota Suwayda,” imbuh mereka.

Mohamed Vall dari Al Jazeera, melaporkan dari Damaskus mengatakan bahwa kaum Druze juga tampaknya telah menerima gencatan senjata meskipun ada beberapa penentangan dalam komunitas tersebut.

Hikmat Al Hajri, seorang pemimpin spiritual terkemuka, telah menyerukan agar semua pejuang Badui dikawal dengan aman keluar dari Suwayda. Pasukan keamanan dari Kementerian Dalam Negeri telah dikerahkan untuk membantu memisahkan kelompok-kelompok yang bertikai, dan mengawasi pelaksanaan gencatan senjata

Namun, masih ada laporan pertempuran yang sedang berlangsung di kota itu, dengan beberapa pemimpin Druze menyuarakan penolakan keras terhadap penghentian permusuhan,” ujarnya.

Vall menambahkan bahwa meskipun “ada harapan” akan berakhirnya permusuhan, “juga ada keraguan bahwa konflik ini sudah berakhir”.

Dunia menyambut baik gencatan senjata

Sementara itu, Yordania telah menjadi tuan rumah pembicaraan dengan Suriah dan AS mengenai upaya untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata di Suwayda.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, mitranya dari Suriah Asaad al-Shibani, dan utusan khusus AS untuk Suriah, Thomas Barak, “membahas situasi di Suriah dan upaya untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata yang dicapai di sekitar Kegubernuran Suwayda guna mencegah pertumpahan darah dan menjaga keselamatan warga sipil”, menurut pernyataan pemerintah Yordania.

Ketiga pejabat tersebut sepakat mengenai “langkah-langkah praktis” untuk mendukung gencatan senjata, termasuk pembebasan tahanan yang ditahan oleh semua pihak, pengerahan pasukan keamanan Suriah, dan upaya rekonsiliasi masyarakat.

Safadi juga menyambut baik “komitmen pemerintah Suriah untuk meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap warga negara Suriah” di wilayah Suwayda, menurut pernyataan tersebut.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved