Pojok Humam Hamid

Zohran Mamdani Dalam Arus Ideologi Politik Amerika Serikat

Zohran Mamdani adalah anak imigran asal India, lahir di Uganda, dan besar dalam budaya diaspora di New York, AS.

Editor: Zaenal
Kolase Serambinews.com/Instagram zohrankmamdani
KOLASE foto calon wali kota New York Zohran Mamdani dan Guru Besar USK Prof Ahmad Humam Hamid. 

Ia secara terbuka menyebut Israel sebagai “negara apartheid,” ia mendukung gerakan BDS -Boycott, Divestment, and Sanctions- dan menolak pendanaan militer Amerika untuk pemerintah Israel.

Dalam konteks politik luar negeri Amerika Serikat dan solidaritas terhadap Palestina, istilah BDS merujuk pada strategi damai untuk menekan Israel agar menghentikan pendudukan dan diskriminasi terhadap rakyat Palestina. 

Boycott berarti menolak membeli produk atau bekerja sama dengan lembaga yang terlibat dalam penjajahan- dalam hal ini Palestina 

Divestment artinya mencabut investasi dari perusahaan yang dianggap mendukung penindasan. 

Sedangkan Sanctions adalah sanksi resmi seperti larangan ekspor senjata atau kerja sama militer. 

BDS menjadi cara masyarakat sipil global menunjukkan bahwa keadilan bisa diperjuangkan tanpa kekerasan, lewat tekanan ekonomi dan moral,dan Mamdani adalah salah satu kampiunnya.

Baca juga: Zohran Mamdani: Sisi Kelam Demokrasi Amerika

Ini Soal Moral dan Keadilan

Posisi BDS Mamdani sangat tidak populer di kalangan elite politik Amerika, termasuk dalam Partai Demokrat sendiri.

Banyak tokoh Demokrat takut kehilangan dukungan dari kelompok pro-Israel yang punya pengaruh besar dalam pendanaan kampanye.

Namun Mamdani tetap bersuara.

Baginya, mendukung Palestina bukan hanya soal geopolitik, tapi soal moral dan keadilan.

Ia melihat penderitaan warga sipil di Gaza dan Tepi Barat sebagai akibat dari kekuasaan yang tidak adil dan kekerasan negara. 

Dalam pidato dan tulisannya, Mamdani sering mengingatkan bahwa Amerika tidak bisa bicara soal hak asasi manusia sambil terus mengirim senjata ke rezim yang menindas rakyat.

Tentu saja, posisi ini membuatnya menjadi musuh bagi banyak tokoh dari Partai Republik, yang sangat pro-Israel dan nasionalis.

Tapi yang lebih menarik, ia juga membuat gusar sebagian besar tokoh senior dari Partai Demokrat, yang ingin menjaga citra moderat dan tidak mau mengambil risiko kehilangan dukungan dari donor besar yang sering berasosiasi dengan Yahudi.

Namun isu Palestina hanya satu dari sekian banyak medan perjuangan Mamdani.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved