Salam

Sekolah Favorit Sebaiknya Dihapus Saja

Teuku Iqbal Jihan, yang meminta Pemerintah Kota Banda Aceh agar menyelesaikan kesenjangan sekolah yang terjadi saat ini.

Editor: mufti
SERAMBI/M ANSHAR
ILUSTRASI MURID SEKOLAH 

SEBUAH pernyataan menarik dilontarkan Anggota DPRK Banda Aceh, Teuku Iqbal Jihan, yang meminta Pemerintah Kota Banda Aceh agar menyelesaikan kesenjangan sekolah yang terjadi saat ini. Permintaan itu disampaikan Iqbal saat membacakan pandangan umum Fraksi NasDem dalam Sidang Paripurna RPJM Banda Aceh di Gedung DPRK, Jumat (17/7/2025) kemarin.

Iqbal mengungkapkan bahwa saat ini masih terjadi kesenjangan fasilitas dan kualitas antar-sekolah di Banda Aceh. Kondisi tersebut terlihat dari masih adanya sekolah favorit yang nenjadi rebutan siswa dan orang tua. Sementara di sisi lain, ada sekolah dengan kualitas dan fasilitas yang kurang memadai sehingga sepi peminat.

Menurutnya, jika kualitas pendidikan sudah merata, maka program zonasi yang dicanangkan oleh pemerintah akan dapat berjalan dengan baik, karena orang tua dan siswa akan lebih memilih sekolah yang dekat dengan lokasi rumah mereka. "Jika kualitas dan fasilitas satu sekolah dengan sekolah lain sama, maka kepala sekolah pun tidak akan dipusingkan dengan titipan-titipan siswa di setiap tahun ajaran baru," ujar Iqbal sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (22/7/2025).

Benar sekali. Hal ini lah yang sebenarnya menjadi problem utama sistem pendidikan di Kota Banda Aceh. Di sekolah-sekolah favorit, sistem zonasi seperti tak berlaku. Para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut (siswa titipan), meski harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Pada akhirnya, hal ini juga menjadi jalan masuk pengutipan biaya masuk yang besarnya gila-gilaan, yang tidak mungkin dijangkau oleh mereka yang kemampuan ekonominya pas-pasan. Praktik ini kemudian ditiru oleh sekolah-sekolah lain karena melihat keberhasilan sekolah favorit dalam menarik menarik siswa dan sumber pendanaan.

Fenomena ini tidak hanya terjadi pada sekolah-sekolah yang berada di bawah dinas pendidikan, baik provinsi maupun kabupaten/kota, tetapi juga terjadi di madrasah-madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Maka tak heran jika fenomena pungutan uang sekolah masuk meraja-lela di Kota Banda Aceh.

Sistem zonasi yang diterapkan selama ini sebenarnya bertujuan untuk menghilangkan kesenjangan itu, dengan mengharuskan siswa bersekolah di wilayah tempat tinggal mereka. Karena itu, untuk mewujudkan pemerataan pendidikan, baik dari aspek kualitas maupun keadilan dalam penerimaan murid/siswa baru, sekolah favorit perlu dipertimbangkan untuk dihapus.

Ada beberapa alasan mengapa hal ini perlu dilakukan: Pertama, seperti dijelaskan di atas yaitu pemerataan pendidikan, kedua mengurangi ketidakadilan akibat persaingan tidak sehat seperti siswa titipan atau sogok menyogok, ketiga meningkatkan kualitas sekolah lain, dan terakhir mengurangi beban psikologis murid/siswa.

Penghapusan sekolah favorit pada dasarnya memiliki tujuan mulia, yaitu untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata. Karena itu, penting untuk mengkaji opsi penghapusan sekolah favorit ini di Banda Aceh. Dan tentunya, dukungan penuh pemerintah dalam hal ini Pemko Banda Aceh juga sangat dibutuhkan.(*)

 

POJOK

Anggota DPRA dituntut 1 tahun penjara

Caleg peraih suara terbanyak kedua sudah bisa siap-siap ni, hehehe...

Harga beras masih tinggi

Tenang, bentar lagi Desperindag gelar operasi pasar 

Bea Cukai dan Satpol PP cegah peredaran rokok ilegal

Tapi ingat, ada hukum permintaan dan penawaran, hehehe...

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved