Kupi Beungoh
Engklek: Bukan Sekadar Lompat Kotak, Tapi Fondasi Emas Tumbuh Kembang Anak
Itulah engklek, permainan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun di berbagai daerah Indonesia.
Riset dari American Academy of Pediatrics memperingatkan bahwa paparan layar berlebih pada usia dini dapat mengganggu kualitas tidur, menurunkan fokus, memperlambat perkembangan bahasa, serta meningkatkan risiko gangguan perilaku.
Dalam dunia yang sarat notifikasi, anak-anak semakin jarang bergerak, semakin sedikit berbicara, dan semakin sulit bersosialisasi secara langsung.
Mereka terlatih menyentuh layar, bukan menggenggam tangan temannya; terbiasa menatap animasi, bukan membaca ekspresi lawan bicara. Dunia digital memang tak bisa dihindari, namun harus didampingi.
6. Solusi: Seimbangkan Teknologi dengan Tradisi
Orang tua dan pendidik perlu menjadi navigator digital bagi anak.
Membatasi durasi layar, memilih konten edukatif, dan menciptakan waktu berkualitas tanpa gawai adalah langkah awal yang penting.
Lebih dari itu, menghidupkan kembali permainan tradisional seperti engklek menjadi solusi nyata untuk menyeimbangkan perkembangan anak secara menyeluruh.
Permainan seperti engklek tak hanya mengajak anak bergerak, tapi juga berpikir, tertawa, belajar bersosialisasi, bahkan memaknai nilai moral dan spiritual.
Di sinilah tradisi dan teknologi seharusnya tidak saling meniadakan, tetapi saling melengkapi.
Kembali ke Akar, Menuju Masa Depan
Di tengah gempuran permainan digital yang pasif dan individualistik, engklek menghadirkan alternatif yang murah, mudah, dan kaya manfaat.
Permainan ini seharusnya tidak hanya dipandang sebagai nostalgia masa lalu, tetapi juga sebagai solusi pendidikan masa kini. Sekolah, keluarga, dan komunitas bisa mengintegrasikan engklek, baik versi tradisional maupun "EKSIS", ke dalam program pembelajaran anak.
Karena pada akhirnya, sebuah bangsa tidak hanya dibangun oleh kurikulum atau teknologi, tapi oleh anak-anak yang tumbuh dengan sehat, cerdas, dan berkarakter, dan engklek, siapa sangka, bisa jadi salah satu jalannya.
*) PENULIS adalah Praktisi Kesehatan Mental Remaja dan Direktur Eksekutif GEN-A
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Konsolidasi Mahasiswa, Santri, Pemuda dan Perempuan Memperjuangkan serta Mengisi Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Indonesia di Simpang Jalan Ke-80: Refleksi atas Ujian Kemerdekaan |
![]() |
---|
Renungan Buya Hamka untuk Dunia Kedokteran |
![]() |
---|
Urgensi Pendidikan Politik untuk Merawat Perdamaian Aceh Pasca Dua Puluh Tahun |
![]() |
---|
Aceh Damai, Perspektif Jurnalistik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.