KUPI BEUNGOH

Buku dan Membaca: Antara Cetak, Digital, dan Politik Jalan Tengah 

Pembaca tidak perlu mengorbankan pengalaman membaca buku cetak demi efisiensi modern yang ditawarkan format digital, atau sebaliknya

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Nurussalim Bantasyam,S.H, adalah Peminat Isu Literasi dan Pelaksana pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banda Aceh 

Melainkan, seperti “politik jalan tengah” (the middle path), yakni bagaimana kita dapat mengintegrasikan keduanya untuk memperoleh hasil terbaik. 

Model Hybrid 

Robert Darnton adalah sejarawan, pakar sejarah buku, dan direktur Perpustakaan Universitas Harvard, Amerika  (2007-2016). 

Dalam bukunya, “The Case for Books: Past, Present, Future” (2009), Darnton menyebutkan bahwa kemajuan teknologi telah mendorong pembelajaran melalui buku tersedia untuk semua orang—atau, setidaknya, bagi yang memiliki akses internet. 

Menurutnya, pencapaian hari ini adalah langkah besar sekaligus, prediksinya, merupakan akhir dari proses demokratisasi pengetahuan—yang dimulai dari penemuan tulisan hingga kemunculan internet. 

Dalam konteks ini, kata Darnton, kita berada di sebuah “momen penting" (hinge moment) dalam sejarah.

Namun, tegasnya, kita tidak sedang berhadapan dengan opsi biner, keharusan memilih antara cetak atau digital. 

Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana kita menggabungkan keunggulan keduanya.

Sebagai sejarawan yang memiliki pemahaman mendalam tentang evolusi buku dan dampaknya terhadap pengetahuan dan peradaban, Darnton tidak ingin buku cetak dihilangkan. 

Baca juga: Markas Besar Marsose di Tangse Dihuni Pasukan Khusus dan Kejam, Tim Unsam Ungkap Hasil Penelitian

Namun, ia juga realistis bahwa keberadaan buku digital adalah sebuah keniscayaan.

Sebagai kompromi, Darnton mengusulkan pendekatan hybrid: buku tidak hanya ada dalam bentuk cetak atau digital saja, tetapi keduanya sekaligus (bukunya, "The Case for Books,” dirilis serentak dalam format cetak dan digital). 

Keberadaan versi cetak adalah untuk memastikan supaya pengalaman sensorik, seperti memegang buku, membalik halaman, dan mencium aroma kertas, tetap terjaga. 

Selain dukungan membaca mendalam yang lebih optimal (deep reading), ini adalah beberapa aspek fisikalitas yang sangat dinikmati oleh pecinta buku cetak, yang membentuk pengalaman membaca mereka. 

Pada saat yang sama, pembaca juga dapat memanfaatkan berbagai keunggulan versi digital. 

Misalnya, penyebaran informasi menjadi sangat cepat—buku digital dapat diakses dari mana saja dengan jarak beberapa klik, sehingga bisa memangkas waktu dan biaya. 

Kemampuan pencarian (searchability) yang memungkinkan pembaca menemukan informasi dalam waktu singkat. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved