KUPI BEUNGOH

Aceh dan Kemerdekaan yang Masih Tertunda

Aceh punya modal besar kekayaan alam, posisi geostrategis, sejarah gemilang, dan identitas kuat sebagai pusat Islam Nusantara

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Ir. M. Nasir, S.Hut, M.Si, Praktisi Pembangunan Berkelanjutan dan Peneliti di PSLH UIN-Ar-Raniry, Banda Aceh 

Sisa dana Otsus yang tinggal beberapa tahun harus diarahkan untuk membangun fondasi ekonomi produktif dan mandiri.

Membangun Jalan Kedaulatan

Agar peluang besar itu dinikmati rakyat, ada lima agenda mendesak:

Hilirisasi SDA. Migas, hasil hutan, dan produk pertanian Aceh tidak boleh lagi hanya diekspor mentah. 

Harus ada industri pengolahan di dalam daerah untuk menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja.

Diversifikasi Ekonomi tidak hanya bergantung pada migas atau transfer pusat. Blue Economy, pariwisata halal, dan energi terbarukan harus jadi pilar baru.

Konektivitas Regional. Bandara Sultan Iskandar Muda harus diperkuat sebagai pintu utama wisatawan, dan pelabuhan ditingkatkan untuk menghubungkan Aceh dengan India, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Reformasi Tata Kelola. Transparansi, akuntabilitas, dan perencanaan berbasis data ilmiah mutlak diperlukan.
Pembangunan Berkelanjutan. Hutan tropis Aceh adalah paru-paru Sumatera sekaligus habitat satwa kunci dunia. 

Momentum 17 Agustus

Peringatan Kemerdekaan tahun ini harus menjadi momentum kebangkitan.

 Aceh tidak boleh lagi hanya menjadi penerima dana, tetapi harus tampil sebagai motor pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan di barat Indonesia. 

Baca juga: Bupati Nagan Apresiasi Aksi Heroik Murid SD Seumot Panjat Tiang Bendera Saat Upacara HUT Ke-80 RI

Aceh punya modal besar  kekayaan alam, posisi geostrategis, sejarah gemilang, dan identitas kuat sebagai pusat Islam Nusantara. 

Yang dibutuhkan sekarang adalah keberanian untuk melepaskan diri dari pola pikir ketergantungan, serta tekad untuk mengelola sumber daya dengan cerdas, berkelanjutan, dan adil bagi rakyat.

Kemerdekaan sejati Aceh adalah ketika kekayaan alamnya benar-benar dikelola untuk menyejahterakan rakyat, menjaga lingkungan, dan memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia.

 Jika itu terwujud, maka Aceh tidak hanya menjadi saksi sejarah kemerdekaan, tetapi juga benteng masa depan kedaulatan bangsa.

Dalam hikayat Prang Sabi disampaikan “ Hai sekalian umat, jangan takut berperang dijalan Allah. 

Lebih mulia mati syahid di medan laga, daripada hidup terjajah dan hina dina. Rencong di tangan, doa di hati, itulah jalan kemerdekaan sejati”.

*) PENULIS adalah Praktisi Pembangunan Berkelanjutan dan Peneliti di PSLH UIN-Ar-Raniry, Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved