KUPI BEUNGOH
PT Arah Maju Produktif, Lokomotif Baru Aceh Selatan
Sebagai Perseroda, PT Arah Maju Produktif memiliki keunggulan hukum dan kelembagaan untuk menjadi motor penggerak PAD.
Oleh: Firauza Heldin *)
ACEH Selatan sedang menghadapi tantangan fiskal yang pelik. PAD kabupaten ini pada 2024 hanya berada di kisaran Rp 100-an miliar per tahun.
Sebagian besar berasal dari retribusi kecil, pajak daerah, dan laba minim dari sektor-sektor tradisional.
Bandingkan dengan kebutuhan belanja daerah yang mencapai Rp 1,3 triliun, hampir 90 persennya masih ditopang Dana Transfer dari Pusat.
Kondisi ini membuat ruang fiskal untuk pembangunan semakin sempit.
Di tengah situasi itu, lahirnya PT Arah Maju Produktif, transformasi dari PD Fajar Selatan yang lama vakum, adalah momentum penting.
Sebagai Perseroda, PT Arah Maju Produktif memiliki keunggulan hukum dan kelembagaan untuk menjadi motor penggerak PAD.
Dengan fleksibilitas kerja sama, pola investasi yang lebih modern, dan kemungkinan membentuk holding dengan beberapa anak perusahaan, BUMD ini berpeluang besar menjadi lokomotif baru perekonomian daerah.
Transformasi ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan reposisi strategi dari sekadar perusahaan daerah yang pasif, menjadi aktor ekonomi yang agresif, adaptif, dan berbasis kepentingan publik.
Aceh Selatan sesungguhnya kaya sumber daya. Produksi padi tahunan mencapai lebih dari 180 ribu ton gabah.
Kopi Robusta dan Arabika dari Trumon dan Kluet menjadi komoditas unggulan, ditambah perkebunan kelapa sawit yang menyumbang ribuan ton per tahun.
Baca juga: Jangan Malu Melapor ke Keuchik di Jika Ada Anak Putus Sekolah di Gampong
Baca juga: VIDEO Dipanggil KPK, Lisa Mariana Mengaku Dapat Aliran Dana Kasus Korupsi
Di sektor kelautan, lebih dari 5.000 nelayan menggantungkan hidup di laut, dengan potensi tangkapan ikan yang bisa mencapai puluhan ribu ton setiap musim.
Di sektor tambang, potensi emas rakyat yang tersebar dari Kluet Tengah hingga Sawang masih besar, belum lagi dengan potensi mineral lainnya yang belum dikelola secara optimal.
Namun, semua kekayaan ini belum memberi nilai tambah berarti bagi daerah.
Sebagian besar hasil bumi dijual mentah, dilepas pada rantai pasok panjang yang justru menguntungkan tengkulak dan pedagang luar.
Harga di tingkat petani atau nelayan sering jatuh karena tidak ada penampung, sementara PAD nyaris tak bergerak.
PT Arah Maju Produktif hadir untuk mengisi kekosongan ini, menjadi penampung hasil rakyat, pengolah menjadi produk setengah jadi, sekaligus pemasar.
Jika dijalankan dengan serius, model bisnis ini bisa menstabilkan harga, meningkatkan pendapatan masyarakat, sekaligus memperluas basis PAD.
Menyemai Bisnis, Menanam Harapan
Skenario yang dibayangkan bukan utopia, ambil saja contohnya pertanian.
Jika PT Arah Maju Produktif mampu menampung 20 persen produksi padi Aceh Selatan, lalu mengolahnya menjadi beras premium dan produk turunan (beras organik, beras kemasan), maka proyeksi omzet bisa mencapai Rp 60–80 miliar per tahun hanya dari satu komoditas.
Baca juga: Orangtua tak Berdaya, Remaja Aceh Barat Wika Anjani Menolak Kembali Sekolah
Baca juga: MPD Pidie Usul Beasiswa Rp 2,66 Miliar di APBK 2026 untuk 1.505 Mahasiswa
Pada kopi, dengan rata-rata produksi 3 ribu ton per tahun, pengolahan menjadi kopi bubuk atau green bean ekspor dapat menggandakan nilai jual.
Begitu pula kakao, jika difermentasi dan dikemas, nilainya bisa naik 30–40 persen dibanding jualan biji kering, begitupun dengan sejumlah komoditi lainnya yang potensial.
Sektor tambang rakyat yang selama ini berada di wilayah abu-abu bisa diposisikan lebih sehat.
PT Arah Maju Produktif dapat menjadi pemegang saham minoritas pada perusahaan swasta, sekaligus berperan sebagai pembeli hasil tambang rakyat.
Dengan cara ini, penambang tidak lagi menjual murah ke pihak tertentu, sementara BUMD memperoleh bahan baku untuk diolah lebih lanjut dan dipasarkan.
Jika ditopang dengan anak perusahaan yang juga menjual peralatan dan perlengkapan tambang rakyat, maka ekosistemnya akan lebih berkelanjutan.
Di sektor kelautan, potensi nilai tambah bahkan lebih besar.
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan, Aceh Selatan memiliki potensi tangkapan ikan lebih dari 30 ribu ton per tahun.
Namun, sebagian besar dijual dalam bentuk segar dengan margin tipis.
Jika PT Arah Maju Produktif berani masuk ke industri pengolahan mulai dari cold storage, pengeringan, hingga pengalengan, maka nilai tambahnya bisa meningkat berlipat.
Ambon dan Bitung adalah bukti nyata bahwa BUMD bisa memainkan peran strategis di sektor ini.
Baca juga: Wamenaker Noel Langsung Minta Amnesti dari Prabowo Usai Ditetapkan KPK Jadi Tersangka
Baca juga: Cek Kesiapan Pelabuhan, Mualem Tekankan Pentingnya Kelancaran Pelayaran Aceh–Penang
Semua itu akan lebih kokoh bila ditopang dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai anak perusahaan.
Masyarakat yang membutuhkan modal tidak perlu lagi bergantung pada rentenir.
Skema pembiayaan syariah yang sehat akan memperkuat usaha kecil, sekaligus memberi aliran kas baru bagi BUMD.
Keberhasilan mengembangkan LKMS ini dapat diadopsi dari LKMS Mahirah Muamalah di Banda Aceh yang sudah berhasil dengan berbagai capaian.
Harus kita akui, tentu ada tantangan besar berupa penyertaan modal APBK sangat terbatas. Tetapi ini bukan alasan untuk pasif.
BUMD dapat memanfaatkan pola kerja sama investasi dengan prinsip public private partnership. Kuncinya ada pada kredibilitas dan tata kelola.
Investor hanya akan datang bila manajemen profesional, transparan, dan memberi kepastian keuntungan dan kenyamanan investasi.
Prinsip yang harus dipegang sederhana bagaimana investor untung, daerah untung, rakyat pun tidak merugi.
Aceh Selatan kini menaruh harapan besar pada PT Arah Maju Produktif.
Jika dikelola dengan benar, ia bisa menjadi lokomotif baru yang membawa daerah ini keluar dari krisis fiskal, sembari memastikan rakyat ikut sejahtera.
Baca juga: Putra Aceh Dr Ramzi Adriman Resmi Dikukuhkan Sebagai Anggota DPT Nasional, Cek Profilnya
Baca juga: Eks Ketua Bapera Aceh Bantah Isu Lakukan Kekerasan Seksual, Klaim Difitnah
Tetapi jika hanya mengulang pola lama PD Fajar Selatan yang mati suri, maka transformasi ini hanya akan menjadi catatan kekecewaan berikutnya dalam sejarah pembangunan daerah.(*)
PENULIS adalah Anggota DPRK Aceh Selatan Fraksi Demokrat.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
PT Arah Maju Produktif
Perusahaan Daerah PT Arah Maju Produktif
Firauza Heldin
Anggota DPRK Aceh Selatan
Firauza Heldin Anggota DPRK Aceh Selatan
Opini Firauza Heldin
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.