Opini
Dunia Pendidikan: Antara Disiplin, Kekerasan dan Kekuasaan
Tidak berhenti disitu, Gubernur Banten juga menonaktifkan sang Kepsek dari jabatannya sebagai konsekuensi dari tindakan kekerasan terhadap
Dua kasus ini adalah cerminan bahwa dunia pendidikan kita sedang berada di persimpangan yang rawan.
Bila kita tidak segera membenahi pola komunikasi antara sekolah dan orang tua, serta tidak memberi perlindungan yang cukup kepada guru dalam menjalankan tugasnya, maka yang dirugikan bukan hanya institusi pendidikan atau para guru, tetapi generasi masa depan bangsa.
Saatnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita sedang membesarkan anak-anak yang tangguh dan siap menghadapi tantangan hidup, ataukah sedang membentuk generasi yang manja, antikritik, dan merasa selalu benar?
Pendidikan bukanlah layanan konsumen, dan guru bukanlah pelayan. Guru adalah pendidik, penjaga moral, dan pembentuk karakter bangsa.
Mari kita hormati peran itu, dan jangan biarkan ego serta kekuasaan merusak marwah dunia pendidikan yang selama ini telah dibangun dengan penuh pengorbanan.
*) PENULIS dosen Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Ketua Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (MPW Pemuda ICMI) Aceh.
E-mail: yasar@usk.ac.id
| Aceh dalam Kacamata Pembangunan |
|
|---|
| Akselerasi Sarana Pendidikan, Jalan Cepat Dongkrak Mutu Belajar |
|
|---|
| Keynes dan Kegagalan Teori Klasik: Pelajaran Abadi dari Depresi Besar untuk Ekonomi Modern |
|
|---|
| Membangun Generasi Hijau Melalui Green Chemistry |
|
|---|
| Paradoks Ekonomi Aceh: Dana Besar, Kemiskinan tak Terurai, Sebuah Diagnosis dan Solusi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.