Haba Dinkes Aceh
Penderita HIV di Aceh Lebih 2.000, Dinkes Sediakan Layanan Ramah dan Rahasia
Sejak Januari-Agustus 2025 saja ditemukan 243 kasus HIV/AIDS di Aceh sehingga total kumulatif sejak 2004 mencapai 2.025 kasus
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: IKL
SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH – Dari bulan ke bulan kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Aceh terus bertambah.
Itu menandakan sekat pengaman atau benteng pertahanan Aceh terhadap penyakit menular dan mematikan ini tak lagi kokoh.
Semua pihak seharusnya meningkatkan kewaspadaan berkali lipat agar HIV/AIDS tidak semakin menyebar luas di Negeri Syariat ini.
Sejak Januari-Agustus 2025 saja ditemukan 243 kasus HIV/AIDS di Aceh dengan rincian 234 HIV dan 9 AIDS, sehingga total kumulatif sejak 2004 mencapai 2.025 kasus.
Yang paling mengagetkan, 29 orang dari 243 penderita baru itu adalah remaja putra berumur 11-20 tahun.
Penyebabnya: gara-gara melakukan hubungan homoseksual alias lelaki seks lelaki (LSL) pada usia dini.
“Ya, penyebab utamanya adalah karena LSL. Praktik gay mendominasi penularan,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr Iman Murahman MKM, SpKKLP kepada Serambi, di Banda Aceh, Kamis (23/10/2025) siang.
Baca juga: HIV/AIDS Meningkat Signifikan Didominasi Seks Sesama Lelaki
Terungkapnya puluhan remaja Aceh yang terinfeksi HIV dalam usia belasan itu, sangat mengagetkan pihak Dinas Kesehatan Aceh.
Hal itu mengindikasikan bahwa penderita sudah melakukan seks menyimpang lima tahun sebelum diketahui terinfeksi, yakni di usia yang sangat muda.
“Kurangi saja masa inkubasinya lima tahun dari sekarang. Berarti, pada usia SD atau SMP mereka sudah melakukan seks menyimpang. Sekarang baru muncul dampaknya,” kata Iman.
Ia tambahkan bahwa hampir separuh dari seluruh kasus HIV/AIDS di Aceh berasal dari transmisi seksual sesama jenis lelaki.
Pada periode Januari-Agustus 2025 saja, 96 kasus atau 41,2 persen dari total kasus berasal dari populasi LSL (muda maupun dewasa).
”Ini menunjukkan transmisi seksual sesama jenis laki-laki adalah jalur penularan dominan,” papar dr Iman.
Menghadapi realitas ini, Dinkes Aceh telah mengimplementasikan berbagai program pencegahan dan deteksi dini.
Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi atau penyuluhan tentang bahaya HIV kepada remaja, santri, mahasiswa, juga terhadap kelompok rentan, seperti narapidana dan tahanan, sopir, dan pekerja salon.
| Tekan Angka Stunting, Dinkes Banda Aceh Gencarkan Penimbangan Serentak yang Libatkan Lintas Sektor |
|
|---|
| Ini Sederet Program dalam Upaya Penurunan Angka Stunting di Gayo Lues, Gencarkan PHBS |
|
|---|
| Target Percepatan Perbaikan Gizi Cegah Stunting, Dinkes Pidie Tingkatkan Kapasitas Kader & Alat Ukur |
|
|---|
| Pernikahan Dini Penyumbang Terbesar, SEDERET Upaya Program Dinkes Aceh Tenggara Tekan Angka Stunting |
|
|---|
| Upaya Pemkab Bireuen Menekan Angka Stunting, Tingkatkan Kapasitas Kader Hingga Pendampingan Intensif |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.