Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga
Sosok Zulham, Penjual Sate Fitnah Arjuna Curi Kotak Amal, Korban Tewas Ditendang hingga Diseret
Polisi mengungkap sosok tersangka utama dalam peristiwa berdarah itu, yakni Zulham Piliang (57) atau yang akrab disapa Ajo.
Sosok Arjuna
Arjuna Tamaraya (21) meregang nyawa seusai menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025).
Kelima pelaku memang sudah ditangkap oleh polisi. Namun, proses hukum yang adil masih menanti.
Arjuna merupakan warga Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue.
Ia dikenal sebagai sosok yang baik dan santun di kalangan teman dan keluarga.
Arjuna juga merupakan abang bagi dua adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.
Arjuna adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Ia memiliki tiga saudari, dua di antaranya sedang menempuh pendidikan di Banda Aceh, sementara yang paling bungsu masih duduk di bangku SMP di Simeulue.
Pasca meninggalnya sang ayah pada pertengahan tahun 2025, Arjuna mengambil peran sebagai kepala keluarga.
Ia dikenal sebagai abang yang tangguh dan jahil di mata adik-adiknya, termasuk Cahaya Amonta, adik korban yang kini kuliah di Jurusan Teknik Komputer, Universitas Syiah Kuala (USK).
Cahaya tak kuasa menahan kesedihan saat mengetahui bahwa abang kandungnya meninggal dunia akibat dikeroyok di Masjid Agung Sibolga.
Arjuna) menempuh pendidikan SD di Sibolga, lalu SMP pindah ke Simeulue.
Ayah berasal dari Kecamatan Salang, dan mama dari Kecamatan Simeulue Tengah.
Ayah meninggal pada April 2025.
Mama masih ada, tinggal di Desa Putra Jaya, Kecamatan Simeulue Tengah, bersama adik.
Arjuna tamat SMK tahun 2021 dan tidak kuliah.
Ia bekerja di Sibolga untuk mencari nafkah, ikut orang melaut.
Kadang ikut boat nelayan, kadang kapal viser untuk menangkap ikan.
Mereka bisa berada di laut selama tiga bulan, kadang satu minggu atau dua belas hari.
Cahaya sang adik terakhir bertemu Arjuna saat ayah baru saja meninggal.
Setelah itu, abang berangkat ke Meulaboh, Aceh Barat, ke tempat bunda.
Lalu mereka berangkat ke Banda Aceh. Sekitar bulan April atau Mei itu terakhir kami bertemu.
Pada Rabu (29/10/2025), abang pamit ke saya lewat telepon. Saya saat itu sedang di perpustakaan. Ia bilang, “Dek, abang berangkat ya selama tiga bulan ikut kapal viser.” Saya jawab, “Hati-hati ya bang, baik-baik di sana.” Ia juga bilang agar saya menjaga diri di Banda Aceh.
Saya tanya kapan pulang, katanya mungkin sebelum puasa, sekitar bulan Januari. Itu terakhir kami teleponan.
Sebenarnya abang bilang hari Rabu itu berangkat ke laut. Tapi tidak tahu kenapa bisa ada di Masjid Agung.
Kami tidak tahu kalau abang tidur di masjid. Ia biasanya ngekos di Sibolga, bayar per bulan.
Karena rencana mau melaut, ia tidak bayar kos dan memilih istirahat di masjid, tepatnya di kawasan Gudang Tobu.
Baca juga: Dosen dan Mahasiswa USK Terapkan Teknologi Pengusir Hama Monyet di Abdya
Baca juga: Semarak Launching Buku Penggiat Literasi Aceh Besar, Plt Kadisdikbud Ajak Sekolah Lakukan Ini
| 2 Polisi Dipecat Usai Tipu Warga Rp 2,6 Miliar, Janjikan Bisa Masuk Akpol, Ngaku Adik Petinggi Polri |
|
|---|
| Pengunjung Asal Sumut Silakan Istirahat di Masjid di Sabang, BKPRMI: Tak Akan Diusir Apalagi Dihajar |
|
|---|
| Dendam Sering Diejek Idiot, Santri Bakar Asrama Dayah Babul Maghfirah, Ingin Lenyapkan Barang Teman |
|
|---|
| Bripda Waldi Cekik Dosen Erni di Jambi Pakai Gagang Sapu, Korban Tewas Kehabisan Nafas |
|
|---|
| Wanita di Sleman Ternyata Dibunuh Kekasihnya Lukas Budi Widodo, Korban Digorok Usai Tolak Balikan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.