Jurnalisme Warga

Mengulik Jejak Yahudi di Aceh

bahwa pelaut Inggris, Thomas Forrest, menyimpan informasi berharga tentang kehadiran orang Yahudi di Aceh pada abad ke-18.

Editor: mufti
For Serambinews.com
Dr. H. TEUKU AHMAD DADEK, S.H., M.H., pemerhati sejarah dan budaya, melaporkan dari Banda Aceh 

Menurut berbagai sumber lisan dan artikel, Bolchover adalah seorang Yahudi keturunan Eropa Timur yang diyakini lahir sekitar tahun 1856. Ia disebut pernah bertugas sebagai serdadu Belanda di Hindia Timur dan kemudian menetap di Aceh setelah pensiun.

Di Banda Aceh—tepatnya di Gampong Sukaramai saat ini—ia membeli lahan, mengelola kebun, serta mendirikan penginapan dan bar yang kerap dikunjungi oleh serdadu KNIL. Kawasan tempat tinggalnya kemudian dikenal masyarakat Aceh sebagai “Kampung Blower,” nama yang kemungkinan berasal dari pelafalan lokal kata “Bolchover.”

Beberapa catatan akademis juga menyebutkan tentang Bolchover, antara lain, dalam sebuah disertasi mengenai hukum syariah di Banda Aceh, terdapat keterangan bahwa kawasan Blower pernah dimiliki oleh pedagang Yahudi asal Eropa Timur bernama Avram Meier Bolchover. Referensi ini mengaitkan keberadaan kawasan tersebut dengan kedatangan individu dari luar, memberikan kontribusi dalam sejarah Kota Banda Aceh (dulu Koetaradja).

Kisah ini tidak dapat diverifikasi sepenuhnya karena arsip kolonial Belanda sejauh ini belum menunjukkan bukti resmi terkait kepemilikan tanah atau aktivitas dagang Bolchover di Aceh.

Selain itu, variasi penulisan nama—seperti Blochwer, Bolchover, dan Blower—menunjukkan adanya perubahan pelafalan seiring waktu. Namun demikian, keberadaan makam dengan nama serupa di Banda Aceh memperkuat dugaan atas eksistensi sosok ini.

Saat ini, istilah “Blower” lebih umum dikenal sebagai nama kampung padat penduduk di pusat Banda Aceh, meski sejarah di balik namanya berkaitan dengan perjumpaan masyarakat Aceh dan diaspora global. Bolchover dianggap sebagai bagian dari komunitas Aceh masa kolonial, walau namanya tidak tercatat luas dalam sejarah resmi setempat.

Dengan demikian, kisah Avram Meier Bolchover menjadi salah satu contoh ‘microhistory’ yang menggambarkan Banda Aceh sebagai kota pelabuhan (bandar) terbuka bagi interaksi multietnis dan multikultural. Jejaknya di Gampong Blower tetap dikenang oleh warga, meskipun masih menyimpan sejumlah misteri.

Pada album foto tahun 1924, terlihat gambar gerbang pintu masuk pemakaman Kerkhof Peutjoet dengan tulisan: “this gate was donated to the Israelite cemetery by the late A.M.Bolchoner [!] who passed away on 24 June 1897.” Batu nisan pada pemakaman tersebut masih terlihat bermarmer (Glaser 1991:32 dalam “Brakel-Papenhuyzen” kerja sama dengan Teuku Cut Mahmud Aziz).

Karena kesulitan pengucapan nama, masyarakat setempat akhirnya menyederhanakan Bolchover menjadi “Belower,” lalu “Blower.” Lahan miliknya dikenal sebagai “Kebon Blower,” yang menjadi awal mula terbentuknya Kampung Blower.

Adolf Bolchover memiliki dua saudara laki-laki, Litman dan Israel Bolchover. Ketiganya datang ke Koetaradja (Banda Aceh), dengan Adolf dan Litman mengikuti program naturalisasi menjadi warga negara Belanda. Informasi mengenai partisipasi Israel dalam program ini masih belum diketahui.

Mereka juga menjalankan bisnis lahan yasan (real estate) di Meulaboh, khususnya di Suak Indrapuri dan kawasan perumahan Blower. Lokasi Blower di Meulaboh terletak di Gampong Suak Indrapuri, sekitar Jalan Thamren dan Lapangan Teuku Umar hingga BRI.

Menurut buku panduan Kuburan Militer Peutjoet, nama Blower diperkirakan diambil dari nama seorang pedagang Yahudi yang membuka usaha di pinggiran Kota Banda Aceh. Seiring waktu, penyebutan nama Bolchover berubah karena perbedaan dialek hingga menjadi Blower.

Nama tersebut kemudian digunakan sebagai nama gampong. Bisnis lahan yasan yang dijalankan juga meluas ke Banda Aceh, Meulaboh, dan beberapa kabupaten lain. Namun, saat ini, penyebutan Blower di Meulaboh mulai jarang terdengar, terutama setelah bencana tsunami yang menyebabkan perubahan bentang alam (lanskap) pada wilayah tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved