Jurnalisme Warga
Menembus Awan, Mendadak Menuju Lampung
Lampung dihuni tidak hanya oleh penduduk asli, tetapi juga pendatang dari Jawa. Tak heran kalau bahasa yang digunakan sebagiana besar penduduknya
Kalayang adalah sistem pengangkut otomatis penumpang (APMS) yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan Stasiun Kereta Bandara. Layanan gratis ini beroperasi setiap hari dari pagi hingga tengah malam, memudahkan penumpang untuk pindah antarterminal.
Ketika pintu Kalayang terbuka, kami menunggu penumpang turun, barulah kami naik ke kereta. “Pintu segera ditutup,” demikian informasi yang kami dengar dari pelantang suara dalam kereta. Tempat duduk hanya untuk prioritas ibu hamil, lansia, dan disabiltas. Di kereta ini tersedia layar informasi digital, perangkat yang juga terdapat di stasiun.
Armada Kalayang menggunakan kereta dengan dua rangkaian yang masing-masing terdiri atas tiga gerbong. Setiap rangkaian mampu mengangkut 176 penumpang. Dilengkapi dengan teknologi Automated Guided-Way Transit (AGT) untuk mobilitas otomatis yang lancar dan aman, serta teritegrasi dengan sistem transportasi lain, seperti Kereta Api Bandara dan Bus Transjakarta di Stasiun Kereta Bandara.
Setiba di Terminal 1, kami langsung menuju ruang ‘check-in’ untuk terbang ke Lampung. Petugas bandara yang ramah membuat penumpang nyaman, dengan keamanan yang ketat dan terkoordinasi dengan sangat baik.
Setelah menembus awan di angkasa, akhirnya kami tiba di Bandara Raden Inten Lampung pada pukul 20.00 WIB. Penerbangan Jakarta-Lampung hanya 30 menit. Taksi bandara sudah siap sedia mengantarkan kami menuju Rumah Sakit Emanuel Lampung dengan tarif Rp180.000.
Tiba di rumah sakit, berdasarkan petunjuk, kami naik lift ke lantai 4, kamar Anggrek, tempat ananda dirawat. Jumpa pertama dengan ananda Aulia bagaikan cerita sinetron yang bersambung. Wajahnya begitu pucat, tetapi dalam dekapan bundanya terasa hangat. Kami berpelukan dan menangis. Ini perawatannya yang kedua di Lampung—tempat ia kuliah—setelah yang pertama pada akhir Agustus 2025.
Rumah sakit tipe A ini memberikan pelayanan yang sangat memuaskan. Seluruh perawat memakai seragam, begitu juga dengan petugas pengantar makanan. Petugas kebersihan pun memakai seragam putih hitam lengkap dengan sepatunya.
Selama ananda dirawat di bawah pengawasan penuh dokter umum dan spesialis, masing-masing memiliki waktu pemeriksaan yang berbeda. Perawat selalu siaga kapan pun diperlukan. Petugas yang mengantar makanan tiga kali sehari, begitu juga dengan petugas kebersihan ruangan, sedangkan petugas pembersihan kamar mandi hanya sekali sehari.
Setelah hasil pemeriksaan dokter menyatakan ananda sudah boleh pulang, kami sangat senang dan bahagia. Proses administrasi keluar juga cepat dan tepat. Penggunaan BPJS Kesehatan sangat membantu kami dalam biaya perawatan.
Dalam masa penyembuhan, kami selalu menghibur ananda dan membawanya jalan-jalan keliling di seputaran Kota Lampung naik Grab car, kemudian kami kembali ke tempat kosnya di Griya Drina Way Huwi untuk istirahat.
Setelah tiga hari istirahat, kami berkunjung ke rumah Nidar, adik sepupu saya yang berasal dari Jangka, Bireuen, di kediamannya, Sukamaju, Lampung Selatan. Di sini penduduknya rata-rata orang Jawa. Mayoritas bekerja sebagai pedagang kuliner dan petani kebun serta sawah. Mereka memotong padi pakai mobil pemotong padi. Alasannya, lebih cepat selesai dan hasilnya memuaskan.
Kami juga menyempatkan diri berkunjung ke rumah Lisa yang berasal dari Cot Keutapang, Bireuen, di Langkapura. Ia sudah tinggal ± 24 tahun di Lampung mengikuti suaminya yang asli orang Lampung. Mereka mendidik anaknya semua harus mampu hafal Qur’an. Luar biasa.
Karena waktu sudah malam. kami pun pamit, kembali ke kos. Beberapa hari kemudian, setelah kondisi Aulia benar-benar fit, barulah kami meninggalkan Lampung.
Dari Ruang Kelas ke Arena Dunia: Uniki dan Generasi Emas Aceh |
![]() |
---|
Belajar ‘Public Speaking’ Saat Jadi Mahasiswa |
![]() |
---|
Dari Bung Karno ke Prabowo: Arsip yang Menggema di Ruang Waktu |
![]() |
---|
Melalui Koperasi Pertanian, Mahasiswa UTU Pasarkan Kebutuhan Pangan di Meulaboh |
![]() |
---|
Saat Guru dan Siswa Belajar Tulis Opini dan Feature |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.