Kupi Beungoh

Bersinergi Membangun Aceh Mandiri

Jika melihat Aceh di masa lalu, Aceh dengan serambi Mekah, Aceh dengan Syari"at Islam, Aceh sebagai daerah modal

Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag, Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Sementara rakyat biasa, terus menerus dalam kemiskinan, rakyat terus menerus kesusahan, sebagiannya dalam kelaparan. Keadaan ini yang membuat kecemburuan bagi rakyat Aceh. 

(Baca opini serambi "buya krueng te doeng-doeng, buya tameng meraseki"). Dalam jangka panjang, keadaan ini akan menimbulkan kecemburuan sosial, akan menimbulkan kriminal, disebabkan rakyat kelaparan, anak istri, keluarga butuh makan, butuh biaya hidup.  

  • Ketiga; Para ulama, cendikia, pemerintah memberikan pencerahan dalam berbagai bentuk, diberbagai kesempatan agar rakyat Aceh saling membantu, dan saling mendukung, saling peduli dan saling berempati dalam membangun Aceh Mandiri.
  • Keempat; kepada setiap diri rakyat Aceh, dalam berbagai ceramah di mesjid-mesjid pada waktu shalat lima waktu, shalat jum'at, atau di berbagai kegiatan disampaikan tentang upaya-upaya menghilangkan perasaan iri dan ku'eh terhadap keberhasilan orang lain, menjadi saling mendukung sebagai komitmen ukhuwah Islamiyah. Karena ku'eh dan iri menjadi penyebab kehancuran sebuah bangsa.
  • Kelima, Pemerintah hendaknya bersikap adil dan tidak pilih kasih membantu rakyat, dalam berbagai bentuk bantuan dan pelayanan.
  • Keenam, Pemerintah hendaknya melantik kepala dinas, pejabat dilingkungan dinas, yang kompeten dalam bidang terkait. Bagaimana melihat kompetensinya; dengan melakukan seleksi administrasi (seperti; Ijazah, sertifikat-sertifikat, SK pelatihan, riwayat pengalaman kerja dalam bidang terkait dan lainnnya) dan tes kompetensi sesuai dengan dinas penempatan masing-masing. Selain mendapatkan orang yang ahli dalam bidangnya, sekaligus menghilangkan rasa iri hati bagi yang tidak mendapat jabatan, yang bisa merusak kelancaran program-program pemerintahan, dan hal-hal lain yang menyangkut pelanggaran hukum.  Lebih jauh lagi, hal ini sangat penting menjadi perhatian, karena Rasulullah pernah mengingatkan,

“Apabila amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu (Arab Badui) bertanya, “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Nabi saw menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Al-Bukhari).

Lihatlah wasiat Rasulullah SAW dalan Hadits tersebut. Sungguh, bagi seorang muslim, ini adalah  wasiat yang harus diperhatikan dengan baik dan benar. Dengan cara ini akan lebih adil, tidak ada alasan bagi orang yg tidak lulus seleksi untuk iri, untuk ku'eh, sampai harus pergi ke dukun untuk minta tolong menghancurkan saingannya. Memilih orang berilmu Ini penting menjadi perhatian bagi setiap muslim. Sebelum datangnya kehancuran bagi diri dan orang lain.  

  • Ketujuh; Pemerintah melalui dinas terkait, membekali rakyat dengan berbagai ketrampilan dan skiil, yang mereka minati atau yang menjadi potensi usaha bagi masing-masing orang di  masing-masing daerah.
  • Kedelapan; Pemerintah memberi modal usaha kepada rakyat yang memiliki potensi dan kemampuan dalam mengembangkan usahanya dalam mengolah dan mengelola sumber Daya Alam yang ada.   Pemerintah hadir untuk membantu rakyat membangun usaha, sesuai dengan potensi orang atau potensi daerah yang ada.
  • Kesembilan, Pemerintah melalui dinas terkait memantau semua usaha rakyat dalam berbagai bidang, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan lainnya untuk  dilakukan evaluasi dan bantuan yang dubutuhkan, agar hasilnya dapat dimanfaatkan oleh rakyat Aceh, dan ekspor keluar daerah atau ke luar negeri.
  • Kesepuluh,  Pemerintah membuat aturan bagi rakyat Aceh, untuk mengutamakan penggunaan produk orang Aceh atau hasil alam sendiri untuk kebutuhan sehari-hari, sebelum produk luar daerah dan luar negeri.
  • Kesebelas, Pemerintah melalui dinas terkait mempersiapkan program eksport hasil kekayaaan Aceh, hasil usaha, produk-produk, dengan prosedur yang mudah, jelas, terukur dan transparan. Hasil alam yang ada, hasil usaha, produk-produk di kemas dengan cara modern dan menarik, lalu di eksport ke berbagai negara, melalui berbagai kerjasa sama yang dibuat oleh pemerintah.
  • Keduabelas, pemerintah melalui dinas terkait, melakukan kerjasama dengan berbagai negara, dalam hal ekspor hasil olahan SDA aceh, ekspor barang-barang hasil usaha rakyat, sehingga Rakyat Aceh dibantu oleh pemerintah dapat mengekspor hasil alam Aceh, hasil usaha rakyat,  untuk kesejahteraan rakyat menuju Aceh Mandiri.
  • Ketigabelas, memaksimalkan kinerja  dinas-dinas dilingkungan pemerintah Aceh.
  • Keempatbelas, evaluasi kinerja dinas dilingkungan pemerintah Aceh, dengan indikator keberhasilannya dari kemanfaatannya terhadap rakyat dan peningkatan mutu pelayanan.

Sebagai contoh Dinas Kesehatan dilihat dari bagusnya pelayanan, pelayanan yang tidak pilih kasih, dengan sapa, dengan senyum, dengan hati yang bahagia menjalankan pilihan pekerjaan yang dipilih,  mengutamakan penanganan pasien dibanding urusan administrasi yang bisa diurus susulan sesudah pasien selesai ditangani kedaruratannya. Sehingga rakyat Aceh tidak berobat ke luar negeri. 

Dilihat dari kualitas tenaga medis, jangan seperti yang pernah saya lihat, seorang dokter sedang mengobati pasien harus buka buku kedokteran dan handphone untuk membaca nama obatnya, lalu ditulis di kertas resep untuk pasiennya. Bukankah sangat mengerikan jika demikian kwalitas tenaga medis, soalnya ini berkait dengan nyawa. 

Dilihat dari kesejahteraan tenaga medis, sehingga dengan keadaan sejahtera akan membuat mereka bahagia dalam melayani dan mengurus para pasien. Jika mereka tidak sejahtera tentunya akan berpengaruh terhadap kwalitas pelayanan yang bisa mereka berikan kepada masyarakat.

Intinya adalah pelayanan yang aman, nyaman, mudah,  menyenangkan, tidak pilih kasih, mengutamakan keselamatan dibandingkan administrasi, pelayanan. Ini harus menjadi ukuran bagi pemerintah Aceh untuk mengevaluasi kinerja dinas kesehatan.

Dinas Pendidikan dan Perguruan Tunggi dievaluasi kenerjanya dari penyelenggarakan pendidikan formal dan non-formal, serta pengembangan sumber daya manusia untuk dapat mengisi berbagai posisi disetiap dinas dilingkungan Pemda Aceh.

Selain itu melahirkan SDM yang beriman (religius dan berakhlak mulia), berilmu (menguasai toeri dalam bidang masing-masing),  punya skiil untuk mencari uang dalam bidang masing-masing, menguasai IT agar tidak ketinggakan zaman. Ini harus menjadi ukuran bagi pemerintah Aceh untuk mengevaluasi kinerja dinas pendidikan dan Oerguruan Tunggi.

Jangan sibuk dengan perubahan kurikulum, pelatihan yang tak berdampak positif terhadap kompetensi guru (kompetensi profesional, pedagogig, sosial, kepribadian, dan akhlak) untuk mendidik anak didik cerdas spritual, cerdas intelektual, cerdas sosial, berakhlak baik dan mampu menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan dan perkembangan zaman.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; di evaluasi kenerjanya dari; Mengembangkan dan mempromosikan pariwisata serta mengelola kekayaan budaya daerah untuk menambah pendapatan para pengusaha dalam budaya dan pariwisata Aceh, menambah pendapatan daerah dan menambah lowongan kerja bagi rakyat Aceh. 

Dinas Pertanian dan Perkebunan: 

Dilihat dari pengelolaan dan peningkatkan sektor pertanian, perkebunan untuk mandiri pangan. Jangan seperti yang kita lihat sekarang ini, beras harus diimpor dari luar negeri, padahal kita lihat sawah-sawah banyak, membentang luas, tapi Aceh kurang beras.

Sawah-sawah kering, kurang pengairan, padahal dinas pengairan ada diseluruh daerah, tapi air untuk sawah susah.  

Kebun luas, tapi masih banyak kebutuhan Aceh harus dikirem dari luar Aceh. Apakah dinas pertanian dan perkebunan, hanya fokus bekerja dikantor, tidak turun ke lapangan, ke desa-desa, ke pasar-pasar untuk melihat keadaan dan membantu rakyat menghadapi masalah yang mereka hadapi dalam bidang pertanian dan perkebunan untuk Aceh bisa mandirin pangan jangan hanya ketahanan pangan yang kesannya Aceh ini miskin, harus bertahan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved