Kupi Beungoh
Rendah Mutu Dan Reputasi Kampus: Akibat Stagnasi Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi
Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan sepanjang tahun guna merespon kebutuhan masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan industri.
Kemudian ada juga yang memaknai kurikulum adalah rencana pembelajaran yang sistematis dan terstruktur yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemudian dalam kurikulum tersebut mencakup materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada hal makna yang sesungguhnya kurikulum adalah hal-hal apa saja yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar sudah dikatakan kurikulum, seperti tersedianya jalan lingkar kampus, tempat parkir mahasiswa, dan dosen yang nyaman, tempat duduk dan tempat istirahat mahasiswa diluar ruang kelas yang sejuk, dan lain sebagainya semuanya itu adalah kurikulum, karena dapat merangsang mahasiswa untuk belajar.
Selama ini, makna dalam pengertian luas inilah seringkali pimpinan perguruan tinggi dan stakehordel pendidikan menutup mata hati serapat-rapatnya untuk tidak merencanakan dan mengadakan supaya tumbuh, dan berkembang budaya kampus yang sehat, dan menyenangkan mahasiswa belajar lebih optimal.
Kurikulum bagi perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan kualitas pendidikan tinggi.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar lebih optimal supaya dapat meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan.
Kurikulum yang relevan adalah kurikulum yang mampu mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dan industri.
Kurikulum yang inovatif adalah kurikulum yang mampu meningkatkan daya saing perguruan tinggi di tingkat nasional, dan internasional.
Kemudian kurikulum juga dapat meningkatkan reputasi kampus di mata publik, dan pemerintah. Reputasi kampus akan tmbuh cemerlang apabila pimpinan perguruan tinggi komitmen mengembangkan kurikulum secara serius di kampus yang dipimpinnya.
Perguruan tinggi yang memiliki reputasi kampus yang baik di mata publik, dan pemerintah selalu menajaga, dan merawat tiga aspek penting pada kampus tersebut, yaitu 1) para lulusan memiliki kompeten, dan siap untuk berkiprah dalam masyarakat serta masuk dalam dunia kerja,
2) selalu mendapat kepercayaan dari masyarakat, dunia usaha, industri, dan pemerintah terhadap kualitas lulusan perguruan tinggi tersebut,
dan 3) menarik bagi pelanggan pendidikan, karena reputasi kampus baik, dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Faktor Penyebab Stagnasi Pengembangan Kurikulum di Perguruan Tinggi
Faktor penyebab terjadi stagnasi pengembangan kurikulum karena faktor internal, faktor fisik, dan non fisik yang menghambat pengembangan kurikulum di kampus. Faktor internal berkaitan dengan kepemimpinan perguruan tinggi, dan faktor fisik berkaitan dengan sumber daya pendidikan yang tersedia.
Sedangkan faktor non fisik berkaitan dengan ketentuan-ketuan akademik dan non akademik yang berlaku di perguruan tinggi tersebut.
Penyebab utama terjadi stagnasi pengembangan kurikulum dari faktor internal adalah kondisi kepemimpinan yang kurang mendukung, dan kondisi birokrasi yang rumit.
| Migas Aceh, Hantu di Bawah Tanah, Bayang-bayang di Atas Kemiskinan |
|
|---|
| Saat Perpustakaan Tak Lagi Jadi Tempat Favorit Anak Muda |
|
|---|
| MBG “Mimpi Buruk” Membangun Generasi Cerdas |
|
|---|
| Meretas Makna di Balik Gelar Pendidikan Tinggi dalam Dinamika Profesi dan Pergulatan Makna Hidup |
|
|---|
| Perubahan Wajah Epidemi HIV di Aceh, dari Isu Medis ke Krisis Sosial Remaja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.