Kupi Beungoh

USK dan Diplomasi Blue Carbon Indonesia–Korea

Kehadiran SNU dan KOICA menunjukkan bahwa isu mangrove dan blue carbon kini bukan lagi wacana lokal, tetapi agenda geopolitik.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si. 

Dari Aceh, USK membawa perspektif pesisir yang kaya, pengalaman empirik dalam pengelolaan mangrove, serta kemampuan menjembatani penelitian internasional dengan realitas ekologis lokal.

Kerja sama ini pada akhirnya adalah investasi jangka panjang dengan membangun jejaring ilmiah, memperkuat kapasitas publikasi, menciptakan riset yang berdampak kebijakan, dan mempersiapkan generasi baru ilmuwan pesisir Indonesia.

Di tengah urgensi perubahan iklim, inisiatif seperti SBC Project adalah contoh baik bagaimana ilmu pengetahuan, kerja sama internasional, dan kepemimpinan akademik dapat bergerak serempak.

Kerja sama ini bukan hanya tentang riset, melainkan tentang masa depan ekosistem pesisir Indonesia dan dalam perjalanan itu, USK tidak sekadar mengikuti arus, tetapi ikut menentukan arah. Dan dalam gerak itu, peran USK bukan hanya hadir tetapi memimpin. (*)

*) PENULIS adalah Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved