Opini
Menjaga Perairan Aceh untuk Indonesia
Perairan Aceh yang berhubungan langsung dengan Laut Andaman dan Selat Malaka menjadi jalur transit perdagangan sekaligus rawan penyelundupan narkoba
Ia berpesan, “Laut bukan penghalang, tetapi jalan menuju kehormatan.”
Memasuki masa kemerdekaan, Aceh dikenal sebagai daerah yang tidak pernah ditaklukkan Belanda.
Masyarakat Aceh bahkan menyumbangkan harta mereka untuk pembelian pesawat Seulawah, yang menjadi simbol dukungan terhadap perjuangan bangsa.
Pada masa Agresi Militer Belanda II, satu-satunya media yang tetap mewakili keberadaan Indonesia sebagai negara merdeka adalah Radio Rimba Raya dari Aceh.
Berkat siaran tersebut, dunia internasional tetap mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
Potensi Sekaligus Tantangan
Provinsi Aceh memiliki beragam potensi sumber daya alam, mulai dari pertambangan, pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, kehutanan, serta keanekaragaman hayati.
Selain itu, Aceh juga kaya akan sumber daya udara, energi, dan pariwisata alam.
Berdasarkan potensi tersebut, Aceh membuka gerbang investasi di wilayah barat Indonesia.
Harapan besar kita semua adalah agar potensi ini dapat dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Namun, posisi strategis Aceh--terutama wilayah perairan di bagian barat Indonesia--juga menghadirkan tantangan.
Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum, seperti penyelundupan narkotika.
Perairan Aceh yang berhubungan langsung dengan Laut Andaman (Samudra Hindia) dan Selat Malaka menjadi jalur transit perdagangan sekaligus rawan penyelundupan narkotika.
Jalur ini terhubung dengan wilayah Segitiga Emas yang meliputi Thailand, Laos, dan Myanmar, serta jaringan peredaran narkotika internasional lain yang dikenal dengan sebutan Golden Crescent dan Golden Peacock.
Baca juga: 11 Pengguna Narkoba yang Diamankan di Lampulo Direhabilitasi di Klinik BNNP Aceh
Penyebaran Narkoba Sangat Memprihatinkan
Melalui Program Asta Cita, pemerintah Prabowo-Gibran menegaskan komitmen untuk memperkuat pencegahan dan pemberantasan narkoba.
Presiden Prabowo dalam pernyataannya menekankan bahwa narkoba merusak masa depan bangsa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Kombes-Zahrul-Bawadi-kepala-BNN-Aceh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.