Kupi Beungoh
Peran Guru Sebagai Pengawal Kecerdasan Sosial, Spiritual dan Intelektual Siswa
Peran guru dalam mengawal kecerdasan sosial, spiritual, dan intelektual peserta didik harus memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai
Guru memiliki peran yang sangat krusial dalam mengawal kecerdasan sosial siswa melalui berbagai strategi pembelajaran interaktif dan kolaboratif, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga keterampilan interpersonal dan empati siswa (Nasution, 2018).
Stategi pembelajaran guru di dalam kelas sangat menentukan terbentuk tidaknya sikap dan perilaku sosial siswa, karena melalui proses pembelajaran guru dapat memberikan tugas diskusi kelompok, membagi tugas masing-masing anggota kelompok, berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompok, membangun kemampuan kolaborasi, komunikasi, dan apresiasi terhadap perbedaan pikiran dan pandangan sesama anggota kelompok dan antar anggota kelompok lainnya di kelas (Miswar et. al., 2021).
Model-model sikap dan perilaku sosial yang positif dibangun dan dipraktikkan siswa pada saat proses pembelajaran belangsung sangat cepat terbangun dan berkembang kecerdasan sosial siswa.
Melalui modeling perilaku sosial yang positif yang terbangun dan berkembang di dalam kelas akan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, guru dapat memfasilitasi perkembangan kecerdasan sosial yang akan bermanfaat bagi siswa dalam menghadapi tantangan di dunia nyata (H. Herman, Jamin & Rohman, 2022).
Guru dan siswa saling ramah, saling tukar pikiran dan saling adu argumentasi dalam melahirkan sikap dan perilaku sosial yang positif untuk ditunjukkan kepada teman-teman di kelasnya. Guru mengapresiasi terhadap siswa-siswa yang mampu mempraktikkan perilaku sosial yang religious kepada teman-teman kelas semuanya.
Guru yang professional selalu mengawal lingkungan kelas yang aman dan inklusif, menjadi teladan dalam interaksi sosial, dan melibatkan siswa dalam kegiatan yang membutuhkan kerjasama dan pemecahan masalah Bersama (Wibowo & Maqfiratun, 2016).
Tentu dalam proses pembelajaran guru harus mampu menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat menunjukkan hasil positif, sehingga siswa memiliki kemampuan empati, komunikasi efektif, kerja sama tim, kepercayaan diri dalam situasi sosial, dan pengelolaan emosi siswa yang seimbang dan serasi pada saat beradaptasi dengan orang lain.
Peran Guru Sebagai Pengawal Kecerdasan Spiritual Siswa
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan Ilahiah, yang memakai kata Spiritual, dalam kamus besar bahasa Indonesia kata spiritual juga dipakai berupa spirit yang artinya”dorongan atau semangat” dan Spiritual yakni”rohani (jiwa), manusia yang spiritualisme adalah manusia yang faham mementingkan kerohanian.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah jiwa. SQ adalah kecerdasan yang dapat membantu individu untuk menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh (Abdullah et. al., 2023).
Guru sebagai pengawal kecerdasan spiritual harus melatih dalam pembiasaan dan keteladanan yang dapat dicontoh teladani oleh peserta didik. Guru sebagai pengawal kecerdasan spiritual harus terlihat nyata dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru harus membiasakan siswa untuk berdoa dengan tertib, bertingkah laku dan bertutur kata yang baik, dan menanamkan nilai-nilai agama pada diri siswa.
Guru dalam mengawal sikap, dan perilaku siswa harus menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran (Zohar, 2012). Pendekatan bisa dilakukan dalam bentuk pembiasan maupun dalam bentuk keteladanan. Kedua-kedua pendekatan ini sangat relevan dalam mengawal kecerdasan spiritual peserta didik.
Mengawal kecerdasan spiritual peserta didik melalui pendekatan pembiasaan dalam proses pembelajaran di dalam, dan diluar kelas sangat efektif digunakan dalam membangun kecerdasan spiritual peserta didik.
Karena melalui pembiasaan yang secara terus menerus dilkukan oleh guru kepada peserta didik akan terbentuk prilaku spiritual yang baik. Dengan demikian peserta didik akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan kaedah yang berlaku, dimana saja dan kapan saja tetap bersikap dan berperilaku secara benar dan baik.
Pendekatan melalui keteladanan yang dapat dicontoh teladani oleh siswa, baik dalam bentuk ucapan maupun dalam bentuk perbuatan harus mengandung nilai-nilai spiritual yang dapat dicontoh teladani oleh siswa.
Kecerdasan spritual mengandung nilai-nilai religius yang ada pada individu tersebut dan hubungan seoarang hamba dengan sang penciptanya untuk memaknai kehidupannya, maka pada kecerdasan spritual ini bagaimana individu tersebut dapat menggunakan hati serta fikirannya yang dapat menuntut ia dalam melakukan suatau kebaikan- kebaikan (Rahmatia, 2023).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Ketua-Tim-Task-Force-Percepatan-Ekowisata-Nipah-Aceh-Barat-Suandi.jpg)