Balas Kritik Jokowi Soal Subsidi BBM, Ferdinand Sebut Pemerintah Sekarang Eksploitasi Rakyat

Ia menjelaskan, di era Ketua Umum Partai Demokrat itu, harga minyak dunia menyentuh harga rata-rata diatas 120 Dolar AS per barel.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com
Ferdinand Hutahaean dan Jokowi 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membalas kritik Presiden Joko Widodo mengenai kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

Ferdinand menegaskan bahwa subsidi BBM dan energi yang digelontorkan sebesar Rp 340 triliun selama sepuluh tahun pemerintahan SBY adalah untuk membantu masyarakat.

Ia menjelaskan, di era Ketua Umum Partai Demokrat itu, harga minyak dunia menyentuh harga rata-rata diatas 120 Dolar AS per barel.

Dengan harga itu, maka harga premium akan berada di kisaran Rp 15.000 per liter.

"Bila harga ini tidak disubsidi oleh pemerintahan SBY, maka dalam sekejap jumlah orang miskin akan bertambah pesat, lapangan kerja tertutup karena industri bangkrut, ekonomi akan terganggu," kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/5/2018).

Baca: BREAKING NEWS - Mapolda Riau Diserang, Begini Kronologisnya

Baca: VIDEO - Sambut Ramadhan, KWPSI Bagikan Daging untuk 85 Anak Yatim dan Dhuafa

Adapun saat ini, kata Ferdinand, harga minyak dunia hanya ada di level 70 dolar AS per barel.

Bahkan selama dua tahun kemarin, minyak dunia sempat berada pada level 35 dolar AS per barel.

"Bedakan dengan sekarang, harga minyak dunia rendah, subsidi dicabut, justru ekonomi makin terpuruk dan lapangan kerja susah," kata dia.

Ferdinand menegaskan, setiap Presiden masing-masing punya kebijakan.

Baca: Astra Gelar Lomba Wirausaha Bagi Siswa SMA/Sederajat

Baca: VIDEO - Harga Daging Meugang di Meulaboh Tembus 180 Ribu

SBY, kata dia, memberikan subsidi karena ingin membantu rakyat.

Hasil dari subsidi itu, menurut dia sangat nyata.

Ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen, lapangan kerja banyak terbuka, kemiskinan menurun, dan rakyat mudah cari uang.

Ia menilai kondisi sebaliknya terjadi saat subsidi BBM saat ini dicabut.

Baca: Nek Ramlah, 12 Tahun tanpa Daging Meugang

Baca: Puluhan Guru Desak Disdik Aceh Timur

Ia melihat orang miskin bertambah, rakyat susah mencari kerja, dan ekonomi tumbuh hanya 5 persen.

"Dulu era SBY rakyat dibantu, sekarang justru rakyat dieksploitasi dengan kenaikan tarif dan pajak," kata dia.

 Kondisi Pertamina juga, lanjut dia, jauh lebih baik dulu daripada sekarang.

Menurut dia, Pertamina saat ini babak belur karena menjual BBM dibawah harga keekonomian.

Akhirnya, subsidi yang seharusnya ditanggung negara kini ditanggung Pertamina.

Baca: Aceh Barat Diguyur Hujan Lebat, 1 Ramadhan Ditetapkan Jatuh Hari Kamis

Baca: Polres Nagan Limpahkan Kasus Ilegal Logging ke Kejari, Masih Ada Perusak Hutan

Akhirnya, Premium dan Solar mulai langka di pasar, dan rakyat terpaksa membeli Pertalite untuk pengganti Premium dan Dexlite untuk Pengganti Solar.

"Ini kan kebijakan retorik dan menyusahkan rakyat," kata dia.

"Lantas apa yang mau dibanggakan oleh Presiden Jokowi? BBM 1 Harga? Dari dulu juga harga sama di SPBU," tambah dia.

Ferdinand pun meminta Jokowi untuk berhenti menyalahkan pemerintahan terdahulu.

Baca: Meski Malam, Pasar Idi Rayeuk Masih Dipadati Penjual dan Pembeli Daging Meugang

Baca: PKA Bisa Dekatkan Kaum Muda Aceh dengan Kulturnya

Apalagi, sebentar lagi 5 tahun masa kepemimpinan Jokowi juga akan berakhir.

"Tidak elok menyalah-nyalahkan pemimpin masa lalu, karena Jokowi juga akan berlalu nanti," kata mantan relawan Jokowi di Pilpres 2014 lalu ini.

Kritik Jokowi soal subsidi BBM era SBY disampaikan saat menghadiri workshop anggota DPRD PPP pada Selasa (15/5/2018) kemarin.

Baca: Kadis, PNS, dan IRT Ditangkap

Baca: Ketika Ujaran Kebencian Makan Korban

 Jokowi awalnya menyinggung kebijakannya soal BBM satu harga.

Dengan kebijakan itu, Jokowi mengklaim harga BBM di wilayah terpencil, khususnya di kawasan Indonesia timur, bisa sama dengan di Jawa.

Padahal, sebelumnya harga BBM di wilayah terpencil bisa mencapai Rp 60.000-Rp 100.000.

Baca: Syaikh Mesir Pimpin Tarawih di Masjid Raya

Baca: Pemain Aceh United Libur Satu Pekan

Jokowi kemudian menyinggung subsidi Rp 340 Triliun yang digelontorkan pemerintahan terdahulu.

Ia tidak secara spesifik menyebut pemerintahan SBY.

"Dulu subsidi Rp 340 triliun kenapa harga (BBM di tiap daerah) enggak bisa sama? Ada apa? Kenapa enggak ditanyakan?" kata Jokowi.

"Sekarang subsidi sudah enggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan disini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," tambah dia.(*)

Baca: Polres Bireuen Bentangkan Spanduk Berduka, Warga Bumbuhi Tanda Tangan

Baca: Krishna Murti: ‘Wanita Bercadar dan Pria Bercelana Di Atas Mata Kaki Bukan Berarti Teroris’

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balas Kritik Jokowi, Politisi Demokrat Sebut Pemerintah Sekarang Eksploitasi Rakyat"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved