Kupi Beungoh

Mudik, Antara Rindu dan Kenangan Masa Lalu

Rindu itu energi. Mampu menggerakkan jiwa raga untuk berkorban apa saja. Maka tak heran, berbagai persiapan jauh-jauh hari sudah dilakukan

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Nelliani, M.Pd, Guru SMA Negeri 3 Seulimeum, Aceh Besar. 

Ingat kata pak polisi, “keselamatan lebih utama”.

Keselamatan itu penting mengingat tahun ini jumlah pemudik melonjak.

Hal itu membuat mobilitas jalan raya semakin tinggi dengan potensi kecelakaan semakin besar.

Kementerian Perhubungan memprediksi pergerakan masyarakat selama musim mudik lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang.

Jumlah ini meningkat 14,2 persen dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat saat Idul Fitri 2022 lalu yang hanya 85,5 juta orang. (dephub.go.id/07/03/2023).

Agar perjalanan aman, nyaman dan penuh makna, diharapkan pemudik menjaga kesehatan, mengecek kelaikan kenderaan serta berbagai persiapan lainnya.

Baca juga: Mobil Pemudik Terjun ke Jurang Sedalam 15 Meter, Gegara Pakai Google Maps Demi Hindari Macet

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada Umat Islam

Rindu dan Kenangan

Kenapa moment mudik selalu dinanti?

Karena mudik bukan sekedar cerita balik kampung.

Mudik adalah tentang rindu dan kenangan.

Secanggih apa pun teknologi, tidak mampu mengobati rindu.

Rindu hanya bisa ditebus dengan bertemu dan berkumpul secara fisik bukan basa basi virtual yang kering makna.

Pulang ke rumah tua, dimana tempat dilahirkan dan dibesarkan.

Setiap sudutnya menjadi saksi bagaimana hari-hari dilalui dengan beragam kisah suka duka.

Menyusuri tempat-tempat yang pernah menjadi sejarah betapa indahnya masa kecil.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved