Kupi Beungoh
Sarawak Bumi Kenyalang, Antara "Buku Hijau" dan Partai Lokal yang Bucho Bhan
Semua orang yang memasuki Sarawak dari luar negeri ini di wajibkan melewati lorong imigrasi untuk pemeriksaan passport dan pemberian visa.
Untuk petros agak baru di mata saya.
Dengan warna khas Sarawak, merah kuning hitam, membuat di hati saya untuk mencari tahu.
Sambil bercerita dengan pembawa taxi yang asli orang melayu Sarawak, saya mendapati informasi bahwa petros ini adalah Pertaminanya Sarawak.
Perusahaan daerah yang mengelola minyak dan gas Sarawak, terlepas dari Petronas perusahaan minyak pelat merah Pemerintah Malaysia.
Sesampai di tujuan tempat menginap, saya melihat ada hal berbeda lagi
Ada sebuah gardu listrik yang bertuliskan Sarawak Energy Berhad, biasanya di negeri negeri semenanjung Malaysia gardu listri kepunyaan TNB atau Tenaga Nasional Berhad.
TNB merupakan perusahaan pelat merah yang mengelola listrik di Malaysia, layaknya PLN di negara kita.
Baru 2 jam saya menginjakkan kaki di negeri Sarawak yang identik dengan burung (cicem ba kurunda kalau kami di Aceh menyebutnya), saya sudah melihat dua hal yang negeri otonom ini telah merdeka dalam bingkai kerjaan persekutuan yang namanya Malaysia.
Dari hal-hal yang "ganjil" tadi yang terasa istimewa ini, lahirlah rasa ingin tahu saya mendalam tentang kenapa Sarawak bisa memperoleh banyak keistimewaan.
Padahal mereka tidak mengangkat senjata layaknya negeri saya, dan mereka tidak ada MoU Helsinky alias buku hijau yang sangat sakral di negeri saya.
Setelah saya mentelusuri, ternyata kekuatan yang bisa menjadi nilai tawar bagi negeri Sarawak ketika berhadapan dengan Kuala Lumpur sebagai induk mereka adalah persatuan dan kesatuan dari etnik-etnik yang mendiami negeri Sarawak itu sendiri.
Tidak kira Bangsa Melayu, Bangsa Iban Bidayuh dan bangsa lain nya.
Mereka tidak akan pernah bisa dipecah belah dengan iming-iming apapun.
Tidak ada istilah 'pileh peng griek lam peureude trieng' bagi mereka.
Ketika pemilu raya partai gabungan Sarawak Bersatu atau GPS menyapu bersih semua kursi parlemen yang diperebutkan.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.