Kupi Beungoh

Khutbah di Masjid Istiqlal: Bernegara dengan Amanah

Sesungguhnya bertahannya umat selama akhlak mereka ada, bila akhlak mereka hilang, merekapun akan sirna”.

|
Editor: Nur Nihayati
FOR SERAMBINEWS.COM  
Dr Tengku Amri Fatmi Anziz Lc MA 

Sehingga akhlak ini menjadi indicator sempurna tidaknya iman seseorang dalam islam. Dalam setiap khutbah, rasulullah selalu mengingatkan sahabat akan sifat ini. Sebagaimanan dituturkan oleh Anas bin Malik, ra :
ما خطبنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إلَّا قال : لا إيمانَ لمن لا أمانةَ له ، ولا دينَ لمن لا عهدَ له (أحمد)
Artinya: “ Tidaklah Nabi memberi khutbah pada kami melainkan Nabi bersabda : “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji.”(HR. Ahmad).

Secara kontras, makna amanah semakin jelas ketika kita memahami lawannya. Lawan dari sifat amanah ini adalah khianat bermakna menyalahi, melanggar terhadap apa yang dipercayakan padanya dalam masalah hak-hak.
Ini tercermin dalam firman Allah :
        “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al-Anfaal : 27)
Mengapa Allah memanggil orang yang beriman? Karena mereka yang memiliki imanlah yang sanggup berlaku amanah dan tidak akan berkhianat. Karena sifat amanah memiliki dimensi ilahiyah bukan cuma dimensi insaniyah. Sadar akan adanya Pertanggungjawaban di depan Allah bukan saja di depan manusia.

Bagaimana akhlak amanah ini menguat dan bisa terkikis dalam diri seseorang ? akhlak amanah ini hilang dan terwujud dalam diri manusia secara bertahap. Mulai dari rasa malu. Malu ini adalah akhlak dasar fitrah manusia denggan malu ini dia akan disenangi dan disegani orang tidak dibenci. Selanjutnya, dengan itu dia tidak akan berkhianat, menipu dan berbohong. akan bersemai padanya akhlak amanah. Sebaliknya, apabila seseorang hilang rasa malunya, akan hilang akahlak amanah darinya, selanjutnya setelah hilang nilai amanah akan hilang pula kasih sayang dari dirinya.


Rasulullah bersabda :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا (ابن ماجه)

Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila Allah 'azza wajalla hendak membinasakan seorang hamba maka Dia akan mencabut rasa malu darinya, apabila rasa malu sudah dicabut darinya maka kamu akan mendapatinya dalam keadaan sangat membenci dan dibenci. Jika kamu tidak mendapatinya melainkan dalam keadaan membenci dan sangat dibenci, maka akan dicabut amanah darinya, apabila amanah telah dicabut darinya, maka kamu tidak mendapatinya kecuali dalam keadaan menipu dan tertipu. Apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan menipu dan tertipu, maka akan dicabut darinya sifat kasih sayang, dan apabila dicabut darinya kasih sayang maka kamu tidak menjumpainya melainkan mengutuk dan terlaknat…. (H.R. Ibnu Majah)

Boleh jadi sebab itulah sering kita dengar diberita kejahatan dilakukan sebagian orang dikalangan elite sekalipun yang memalukan walau dengan ukuran akhlak orang kampong. perbuatan kejahatan merugikann bangsa dan negara yang tidak menyisakan kasih saying dalam hati saat kita mengetahuinya. perilaku Korupsi dan penyalahgunaan wewenang dari kaum elite sampai ke bawah adalah kejahatan yang lahir akibat hilangnya amanah.

Saudaraku…sungguh Urgennya menjaga akhlak amanah dalam menjaga bangsa dan negara ini. Kita bersama berhajat pada nilai mulia selaku insan. Apalagi kita selaku orang mukmin. Amanah dari kita bukan hanya harapan dari negara tapi perintah agama kita dan perintah Allah SWT secara langsung. Firman Allah :
   •      •    “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, … (An-Nisa 58)
Bila akhlak amanah dalam menjabat dan mengurus negeri ini tidak diperjuangkan dan orang-orang yang amin tidak dilibatkan, maka kebinasaan di masa depan menanti. Kemunduran akan dialami bangsa kita. Sebagiamana sabda Nabi SAW :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
‘Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat,’ dia (Abu Hurairah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?’ Beliau menjawab, ‘Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat!” (H.R. Bukhari)

Kiamat dalam hadis Nabi bukan hanya makna kiamat kehancuran alam semesta, tapi bermakna juga rusaknya system kehidupan baik dalam masyarakat dan negara.

Kemajuan negeri ini dari taraf pribadi sampai taraf rakyat ramai dimulai dari pencapaian kemajuan kita dalam mengaplikasikan akhlak mulia dalam hidup kita sehari-hari. Terkhusus akhlak amanah. Karenanya, Allah berulang kali dalam Al Quran menyebutkan sifat orang mukmin yang sukses itu menjaga amanah dan janji mereka, firman Allah dalam surat al-Mukminun dan al Ma’arij : 32,
     
“dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”( Al-Mukminun :8)
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah…
Sangat mulia perilaku amanah yang diajarkan Nabi SAW, dari hubungan dengan teman sampai amanah antara pemimpin dengan rakyat.

Amanah dengan saudara atau teman, seperti dalam hadisnya :
«مَنْ أَشَارَ عَلَى أَخِيهِ بِأَمْرٍ يَعْلَمُ أَنَّ الرُّشْدَ فِي غَيْرِهِ؛ فَقَدْ خَانَهُ» حسن - رواه أبو داود.
Artinya : Siapa yang memberikan pendapat untuk sauadarnya sedang dia mengetahui yang lebih tepat pada selain yang dia usulkan, maka sungguh dia telah mengkhianati saudaranya ( Abu Dawud)

Rasulullah juga mengajarkan perilaku amanah pada pemimpin dan pejabat siapa saja yang ditugaskan menjabat dan mengurus urusan rakyat. Sabda Nabi SAW:
منِ استعملناهُ على عملٍ فرزقناهُ رِزقًا فما أخذَ بعدَ ذلكَ فهوَ غُلولٌ (أبو داود)
Artinya: “siapa saja yang kami serahi padanya tugas maka kami berikan baginya rizki dengan takaran pasti (gaji/imbalan yang disepakati) maka apa yang diambil lebih dari itu adalah khianat.” (H.R. Abu Dawud)

Nabi Mengajarkan bahwa Melanggar amanah, dan berkhianat siapa yang ditugaskan merawat rakyat dan negara ini dengan tugas yang sangat mulia, lalu dia mengambil harta rakyat lebih dari ganjaran yang sudah diperuntukkan untuknya. Apalagi mengambil yang bukan haknya.

Mari rawat dan kita urus negeri ini dengan amanah dan amanah.
Begitu juga Rasulullah membimbing siapa saja yang diamanahkan memimpin hamba-hamba Allah dengan pesan beliau :
«ما من عبد يَسْتَرْعِيْهِ الله رَعِيَّةً، يموت يوم يموت، وهو غاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ؛ إلا حرَّم الله عليه الجنة (متفق عليه)
Artinya : "Tidaklah seorang hamba dibebani amanah ‎oleh Allah untuk mengurus rakyat lalu mati dalam keadaan berkhianat kepada rakyatnya; melainkan Allah akan ‎mengharamkan surga baginya." (Muttafaqun Alaihi)
Inilah pesan bagi pemimpin untuk senantiasa amanah mengurus rakyat demi kehidupan bernegara yang maju dan sejahtera.

Bagaimana mengajarkan akhlak amanah ini bagi generasi kita ke depan?
Akhlak amanah ini diajarkan dengan suri teladan yang baik, contoh yang menginspirasi. Makanya dalam perilaku para elite negeri semestinyalah menjadi teladan yang baik bagi kehidupan bernegara yang diidamkan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved