Kupi Beungoh

Mutee, Janda Cantik dari Aceh yang Miliki Usaha Konveksi "Go Nasional"

Perempuan cantik kelahiran Idi Rayeuk Aceh Timur dan bermukim di Gampong Blang Cut Banda Aceh ini sejak tahun 2015 membuka bisnis menjahit (konveksi)

Editor: Amirullah
ist
Muthmainnah Jamil (kanan) mempresentasikan usaha konveksi miliknya yang dibangun sejak 2015 di Banda Aceh. 

Oleh: Hasan Basri M. Nur

Muthmainnah Jamil (36) tampak tekun mengikuti Pelatihan Teknis Peningkatan Kue Khas Aceh yang digelar Badan Reintegrasi Aceh (BRA) di Banda Aceh selama dua hari, Minggu – Senin (18-19/06/2023).

Kegiatan pelatihan teknis ini merupakan bagian dari pokok pikiran (pokir) Ketua Dewan Kehormatan Dewan (BKD) DPR-A, Sulaiman SE, dalam rangka pemberdayaan kaum perempuan korban konflik di Banda Aceh.

Muthmainnah atau akrab disapa Mutee (baca: Muti) termasuk satu dari 50-an peserta pelatihan.

Dia ikut kegiatan tersebut untuk menambah ilmu dan wawasan manajemen bisnis yang sedang digelutinya, sekaligus berminat untuk menambah bisnis kuliner ke depannya. Bagi Mutee, menuntut ilmu itu tidak mengenal batasan usia dan waktu.

Perempuan cantik kelahiran Idi Rayeuk Aceh Timur dan bermukim di Gampong Blang Cut Banda Aceh ini sejak tahun 2015 membuka bisnis menjahit (konveksi) alas tempat tidur (seprei), alas meja, tirai jendela (gorden) dan aneka jahitan asesoris keperluan rumah tangga lainnya.

Baca juga: Tanpa Arya Saloka, Putri Anne Rayakan Ultah: Harus Merasa Dicintai Tanpa Kamu Memohon untuk Itu

Inspirasi untuk memulai bisnis konveksi ini lahir setelah Mutee mengikuti pelatihan menjahit yang digelar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Blang Cut Banda Aceh pada tahun 2012.

Kala itu Mutee bersama suaminya masih memiliki usaha toko pakaian di Pasar Aceh Shopping Centre lantai II tapi sudah mulai sepi karena mulai bermunculan toko online.

“Awalnya kami memiliki toko pakaian wanita di Pasar Aceh. Namun, pada tahun 2015 kami memutuskan untuk membuka usaha menjahit seprei dan gorden di rumah dengan modal awal dari peralihan toko pakaian,” kata Mutee di sela-sela pelatihan di Hotel Rasamala Banda Aceh, Senin (19/06).

Mutee semakin berani untuk membuka usaha konveksi karena dirinya telah dibekali pelatihan menjahit oleh PNPM pada 2012.

“Pelatihan menjahit yang saya ikuti di PNPM sangat berharga. Keterampilan yang kita peroleh dari pelatihan sangat berbekas dan aplikatif, berbeda dengan Pendidikan di bangku kuliah yang lebih banyak teorinya,” ungkap perempuan gesit yang menamatkan S1 di Universitas Al-Muslim Bireuen ini.

Baca juga: Ayo Buruan, Masa Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Sisa 10 Hari Lagi, Ini Penjelasan UPTD IV BPKA

Mutee mengaku awalnya hanya membeli satu unit mesin jahit. Bermodal mesin jahit itu dia menawarkan jasa jahitan ke orang-orang yang dikenalnya, tetangga dan media sosial.

Rata-rata konsumen Mutee tampaknya merasa puas atas jasa layanan yang dia berikan, baik dari sisi mutu jahitan, model maupun ketepatan waktu selesai. Perlahan namun pasti, orderan pun kian ramai berkat promosi via testimoni konsumen yang dilakukan konsumen.

“Alhamdulillah, hanya dalam tempo satu tahun usaha kami sudah stabil,” katanya.

Pasar Medan

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved