Opini
Belajar dari Orang Tua Palestina
Di usianya yang masih kecil dia mampu memanggil nama Allah seraya mengadu dan menggambarkan perasaannya sembari menadahkan tangan dengan tatapan nanar
Sungguh terbalik gambarannya di negeri kita, di mana masih banyak orang tua yang kepayahan untuk sekadar mengajak anaknya shalat. Apalah lagi memahamkan kepada mereka tentang keberanian melawan musuh Allah dan merindukan syahid dan tak takut mati. Meskipun kondisi kita tidak dalam peperangan, namun peristiwa penjajahan di Palestina menjadi tamparan keras bagi para orang tua.
Peristiwa ini selayaknya membuka mata para orang tua untuk kembali ke agamanya. Kembali ke rumah dan mengenalkan Allah serta rasul-Nya kepada anak-anaknya dengan sungguh-sungguh. Bersemangat menularkan rasa bangga akan Tuhan dan agamanya. Pada sebagian orang, cinta mereka kepada Allah telah memudar dan harus bersusah payah untuk menata hati kembali demi mendapatkan Rahmah-Nya.
Umat Islam seharusnya tidak melepaskan imannya. Sebab para nonmuslim saja di seluruh dunia mulai mencintai Islam. Mereka berbondong-bondong masuk Islam sebab melihat teguhnya para penduduk Palestina memegang akidahnya, mencintai Rabbnya. Tidak takut mati, tabah dan terus mengucapkan alhamdulillah walau kondisi sulit yang diterimanya, senyum terus terukir, meski tubuh, rumah dan anggota keluarga tidak lagi utuh. Hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mannashyiir.
Hati mereka teramat yakin bahwa tidak ada yang mencukupi hidupnya selain Allah. Allahu Akbar. Sungguh kuat keimanan mereka. Namun sungguh wajar dan manusiawi sekali jika mereka merasa takut, sebab Allah memang menguji kita semua dengan perasaan itu, takut akan kemiskinan, kekurangan harta, kelaparan dan lain sebagainya .
Sementara anak-anak dan kita masih sangat mencintai dunia, sangat terlena dengan kenyamanan dan lalai akan Tuhan serta tugas sebagai hamba. Kerap mengeluh lelah saat hendak shalat dan mengaji, lemas dan malas diajak shalat berjamah ke masjid, abai bahkan curang saat menjalani ibadah shalat Jumat. Betul bahwa ternyata umat Islam sedang dijajah oleh kaum zionis, jelas sekali bahwa ternyata kita terpengaruh gaya hidup mereka dari makanan, minuman, games, tontonan, musik, gaya berpakaian bahkan cara bicara dan sikap yang kebarat-baratan.
Sehingga sulit rasanya bagi kita untuk melepaskan semua itu dan kembali kepada-Nya, berjuang menegakkan agamanya, kecuali yang masih memiliki iman dan kepedulian di hatinya sebagai manusia. Allah telah mewanti kita semua, bahwa hendaklah kita mampu mendidik anak-anak kita menjadi generasi yang kuat iman, akal, fisik, dan hati. Berjuanglah dengan serius menanamkan tauhid kepada anak-anak kita. Semoga dari perjuangan Palestina, kita dapat mengambil ibrah yang dapat mendekatkan kita dan keluarga kepada Allah swt, aamiin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.