Kupi Beungoh
Transformasi Kepribadian Generasi Z: Dari Introvert ke Ekstrovert
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan sebuah pergeseran yang signifikan dalam kepribadian mereka, di mana semakin banyak individu
Oleh: Ulya Faizah *)
Memasuki abad ke-21, kita menyaksikan transformasi yang signifikan dalam dinamika sosial dan budaya.
Salah satu kelompok generasi yang menjadi sorotan adalah Generasi Z, yaitu mereka yang lahir di antara tahun 1997 hingga 2012.
Generasi ini telah menjadi saksi dari perubahan drastis dalam teknologi, tren, dan gaya hidup yang bergerak dengan kecepatan yang tak tertandingi.
Menarik untuk diperhatikan bahwa pada awalnya, Generasi Z sering digambarkan sebagai sosok yang cenderung introvert.
Mereka dikenal sebagai generasi yang lebih nyaman berinteraksi melalui layar digital daripada terlibat dalam interaksi sosial langsung.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan sebuah pergeseran yang signifikan dalam kepribadian mereka, di mana semakin banyak individu dari Generasi Z yang menunjukkan kecenderungan ekstrovert.
Apa yang menyebabkan transformasi ini?
Baca juga: Fenomena Generasi Z dan Kesehatan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dapat ditelusuri dari berbagai sudut pandang.
Pertama, perkembangan teknologi dan media sosial yang pesat telah memainkan peran penting dalam menggeser pola interaksi sosial.
Generasi Z tumbuh dalam era di mana media digital menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Mereka terbiasa bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan membangun relasi melalui platform-platform online.
Ini telah membiasakan mereka untuk terlibat dalam interaksi sosial yang lebih terbuka dan ekspresif, seolah-olah menjadi bagian dari sebuah komunitas global.
Selain itu, tuntutan pekerjaan dan karier juga turut berkontribusi dalam transformasi kepribadian Generasi Z.
Dalam lingkungan kerja yang semakin kompetitif, kemampuan berkomunikasi, membangun jaringan, dan memimpin tim menjadi nilai tambah yang sangat dihargai.
Generasi Z yang awalnya cenderung pemalu dan tertutup, kini didorong untuk mengembangkan kemampuan interpersonal mereka, menjadi lebih terbuka, dan mengambil peran kepemimpinan.
Faktor budaya dan tren sosial juga tidak dapat diabaikan.
Baca juga: Memahami Hutan Adat Mukim
Semakin banyak role model dan figur publik dari Generasi Z yang mempromosikan kepribadian ekstrovert, seperti selebriti, influencer, dan entrepreneur muda.
Hal ini menciptakan semacam "efek domino" di mana individu-individul dari generasi yang sama ingin mengadopsi dan meniru gaya hidup yang dipandang lebih menarik dan sukses.
Pergeseran ini juga dipengaruhi oleh semakin terbukanya masyarakat terhadap keberagaman kepribadian.
Saat ini, ada lebih banyak ruang dan penerimaan untuk individu-individu dengan berbagai tipe kepribadian, baik introvert maupun ekstrovert.
Hal ini memungkinkan Generasi Z untuk merasa lebih nyaman dalam mengekspresikan diri dan tidak lagi terpaku pada stigma atau stereotip tertentu.
Namun, transformasi ini juga tidak terlepas dari tantangan.
Beberapa individu dari Generasi Z yang awalnya cenderung introvert mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan tuntutan ekstrovert yang semakin tinggi.
Mereka mungkin merasa tertekan untuk menyembunyikan sisi introver mereka dan memaksakan diri untuk menjadi lebih terbuka dan asertif.
Baca juga: Generasi Z dan Peradaban Islam Amerika
Di sisi lain, ada pula kemungkinan bahwa sebagian Generasi Z masih mempertahankan sifat introver mereka, memilih untuk tidak terlalu terlibat dalam interaksi sosial yang berlebihan, dan tetap merasa nyaman dengan gaya hidup yang lebih tenang dan introspektif.
Keragaman kepribadian tetap harus dihargai dan diakomodasi dalam masyarakat.
Secara keseluruhan, transformasi kepribadian Generasi Z dari introvert ke ekstrovert mencerminkan dinamika sosial yang kompleks.
Faktor teknologi, tuntutan karier, budaya, dan pergeseran sosial telah memainkan peran penting dalam membentuk profil kepribadian generasi ini.
Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua individu dari Generasi Z akan mengalami perubahan yang sama.
Keragaman kepribadian harus tetap dihargai dan diakomodasi, sehingga setiap individu dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kenyamanan mereka.
Transformasi ini juga membawa implikasi yang menarik untuk masa depan.
Bagaimana generasi ini akan memengaruhi dinamika sosial, ekonomi, dan budaya di masa mendatang?
Akankah sifat ekstrovert yang semakin dominan di kalangan Generasi Z membawa perubahan signifikan dalam lanskap masyarakat?
Baca juga: Membudayakan Literasi Kesehatan Mental Generasi Z
Pertanyaan-pertanyaan ini membuka ruang untuk refleksi dan penelitian lebih lanjut.
Pada akhirnya, transformasi kepribadian Generasi Z dari introvert ke ekstrovert adalah fenomena yang menarik untuk diamati dan dipahami.
Perubahan ini mencerminkan adaptasi generasi ini terhadap tuntutan zaman, namun juga membutuhkan penerimaan dan akomodasi atas keberagaman yang ada.
Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menyambut masa depan dengan lebih bijaksana dan siap menghadapi dinamika generasi yang terus berevolusi.
*) PENULIS adalah Mahasiswi Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Dua Dekade Damai, Rakyat Masih Menanti Keadilan Pengelolaan Sumber Daya Alam |
![]() |
---|
Kampung Haji Indonesia dan Wakaf Baitul Asyi |
![]() |
---|
80 Tahun Merdeka: Saatnya Mengingat Kembali Jantung Perjuangan dari Tanah Rencong |
![]() |
---|
Dayah Tidak Gagal: Membela Marwah Lembaga Pendidikan Islam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.