Kupi Beungoh

Teriakan Damai dari Gaza dan Tel Aviv: Harapan untuk Resolusi Konflik Palestina-Israel

Konflik Palestina dan Israel adalah salah satu konflik yang paling kompleks dan berkepanjangan di abad modern.

Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Dana Ismawan, Mahasiswa Magister Prodi KPI UIN Ar-Raniry/Peminat Komunikasi Internasional. 

Krisis kemanusiaan yang terjadi di tengah gejolak konflik peperangan Palestina-Israel merupakan salah satu isu yang menjadi sorotan tajam dunia.

Konflik Palestina-Israel telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi warga sipil di kedua belah pihak, terutama di wilayah Palestina.

Banyak warga Palestina yang mengalami kehilangan tempat tinggal, akses terbatas ke kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan perawatan medis.

Bila kita amati lebih jauh, ada semakin banyak pemberitaan yang menyebutkan bahwa konflik ini telah menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi kedua belah pihak, dengan dampak yang signifikan terhadap krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM).

Kekerasan terhadap warga sipil adalah salah satu aspek paling mencolok dari pelanggaran HAM dalam konflik Palestina-Israel.

Baik Israel maupun kelompok Palestina telah terlibat dalam tindakan kekerasan yang menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Serangan udara dan penembakan roket dari Gaza ke wilayah Israel, serta operasi militer besar oleh Israel di Gaza, telah menewaskan ribuan warga sipil.

Serangan ini juga sering kali menyebabkan kehancuran besar-besaran, menghancurkan rumah, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur vital, yang menambah penderitaan warga sipil.

Disamping itu, krisis kemanusiaan yang terjadi juga Anak-anak di wilayah ini sering kali menjadi korban utama dari konflik yang berkepanjangan ini.

Mereka mengalami trauma akibat kekerasan yang sering terjadi, baik sebagai korban langsung maupun saksi dari serangan dan operasi militer.

Selain itu, banyak anak Palestina yang kehilangan akses ke pendidikan yang memadai karena kekerasan dan pembatasan pergerakan.

Anak-anak di Gaza, khususnya, hidup di bawah blokade yang ketat, yang membatasi akses mereka ke makanan, air bersih, dan layanan kesehatan, memperburuk kondisi kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Perempuan Palestina juga mengalami berbagai pelanggaran HAM dalam konflik ini.

Mereka sering kali menjadi sasaran kekerasan seksual dan gender sebagai bagian dari kekerasan yang lebih luas.

Selain itu, perempuan Palestina menghadapi diskriminasi dalam akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

Situasi ini diperparah oleh pembatasan pergerakan dan kekerasan yang sering kali terjadi di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Israel.

Dalam mencermati konflik yang terjadi, kita juga tidak boleh menafikan peran dari media massa.

Media massa memegang peranan yang sangat besar khususnya dalam menginformasikan situasi konflik yang telah mengakibatkan krisis kemanusiaan ini.

Objektivitas media massa dalam pemberitaan konflik Israel-Palestina sering kali menjadi isu kontroversial dan sangat kompleks.

Media massa sering kali dipengaruhi oleh latar belakang sejarah dan politik masing-masing negara atau organisasi media.

Misalnya, media di negara-negara Barat, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, mungkin cenderung menunjukkan bias pro-Israel.

Sebaliknya, media di negara-negara Arab atau yang mendukung Palestina mungkin akan cenderung pro-Palestina.

Hal ini dapat mempengaruhi narasi dan framing berita yang disajikan kepada publik.

Pemberitaan konflik Israel-Palestina sering kali memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara media Barat dan media Timur Tengah.

Media Barat, seperti The New York Times atau BBC, dinilai lebih pro-Israel dalam laporan mereka, terutama dalam cara mereka menggambarkan tindakan militer Israel sebagai respons defensif terhadap serangan roket Hamas.

Sebaliknya, media Timur Tengah seperti Al Jazeera atau Al Arabiya lebih cenderung menunjukkan penderitaan rakyat Palestina dan mengkritik tindakan Israel sebagai agresi.

Perbedaan dalam pemberitaan ini memiliki dampak yang signifikan pada persepsi publik.

Di negara-negara dengan media yang lebih pro-Israel, masyarakat mungkin lebih mendukung kebijakan yang menguntungkan Israel dan melihat Palestina sebagai pihak yang bersalah dalam konflik ini.

Sebaliknya, di negara-negara dengan media yang lebih pro-Palestina, masyarakat mungkin lebih mendukung perjuangan Palestina dan menganggap Israel sebagai agresor.

Solusi dan Rekomendasi

Peluang terciptanya perdamaian antara Israel dan Palestina masih penuh tantangan.

Meski demikian, ada beberapa upaya diplomatik dan inisiatif perdamaian yang dapat diupayakan melalui dukungan komunitas internasional.

Mendukung negosiasi langsung antara pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai kesepakatan damai yang mengakomodasi kebutuhan dan kekhawatiran kedua belah pihak dinilai menjadi langkah yang cukup efektif.

Namun, proses ini harus didorong oleh peran mediator yang netral dan berpengalaman, serta tidak dicampuri oleh negara-negara lain yang memiliki kepentingannya sendiri, sehingga kesepakatan dapat terwujud.

Selain itu, solusi lainnya yang mungkin terjalin adalah membentuk dua negara yang berdiri secara damai, yaitu negara Israel dan Negara Palestina, dengan perbatasan wilayah negara yang diakui internasional.

Perundingan harus mencakup pembahasan mengenai perbatasan yang jelas, status Yerusalem, hak atas pengungsi Palestina, dan keamanan kedua negara.

Rekomendasi dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel juga dapat ditempuh dengan membangun kepercayaan melalui dialog yang berkesinambungan, mendororong keterlibatan dan Peran Aktif Komunitas Internasional seperti PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara Arab untuk lebih aktif dalam menekan kedua belah pihak dalam mencapai kesepakatan, serta Pengakuan dan Penghormatan Hak Asasi Manusia sehingga dapat Memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati oleh kedua belah pihak tanpa diskriminasi.

Mencapai solusi dan menjalankan rekomendasi untuk konflik Palestina-Israel membutuhkan komitmen jangka panjang dari semua pihak yang terlibat, serta dukungan penuh dari seluruh masyarakat internasional.

Meski tantangan yang dihadapi sangat besar, perdamaian tetap dapat dicapai melalui dialog yang konstruktif, kompromi yang tulus, dan upaya yang gigih untuk membangun kepercayaan dan kerjasama.

Solusi yang adil dan berkelanjutan tidak hanya akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak, tetapi juga bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan dunia secara keseluruhan.

*) PENULIS adalah Mahasiswa Magister Prodi KPI UIN Ar-Raniry/Peminat Komunikasi Internasional

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved