Salam

Sudah Saatnya Aceh Fokus ke Sektor Pertanian

Sudah saatnya Aceh kembali fokus membangun sektor pertanian, mengembalian kejayaan Aceh seba-gai lumbung pangan nasional. 

Editor: mufti
SERAMBI/INDRA WIJAYA
ILUSTRASI -- Pekerja mengangkut beras impor ke dalam gudang Perum Bulog Aceh di Desa Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Jumat (1/3/2024). 

SEBUAH fakta mengejutkan diungkapkan Ba-dan Pusat Statistik (BPS) Aceh, dimana pada tahun 2024 kemarin, Aceh mengimpor beras dari Pakistan, Thailand, dan Myanmar.

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menye-butkan, nilai impor beras ke Aceh pada Desember 2024 mencapai 9,71 juta USD atau 96,60 persen dari total keseluruhan impor.

“Impor paling besar berasal dari Pakistan seni-lai 3,77 juta USD. Kemudian peringkat kedua adalah Thailand dengan nilai impor 3,43 juta USD, dan keti-ga Myanmar dengan nilai impor 2,84 juta USD,” kata Ahmadriswan sebagaimana diberitakan Serambi, Se-lasa (4/2/2025).

Data tersebut menurut Ahmadriswan, menunjuk-kan masih tingginya ketergantungan Aceh terhadap impor beras dari luar negeri. Dan hal ini harus menja-di perhatian serius dari para pihak terkait.

Tepat sekali. Persoalan ini memang sudah seha-rusnya menjadi perhatian para pihak terkait, teruta-ma sekali tentu Pemerintah Provinsi Aceh dan Peme-rintah Kabupaten/Kota. 

Data itu juga membuktikan bahwa Aceh yang di-sebut-sebut memiliki lahan yang luas ternyata me-mang belum mandiri dalam hal pemenuhan kebutuh-an pangan.

Ironisnya lagi, ketergantungan Aceh yang tinggi ter-hadap beras impor, sejalan dengan tingginya keter-gantungan pertumbuhan ekonomi Aceh pada sektor pertanian, dengan kontribusi mencapai 29,74 per-sen. 
Ini tentunya menjadi peluang besar bagi Aceh, di-tambah lagi dengan luasnya lahan pertanian tersedia di daerah ini.

Berbicara masalah sektor pertanian, bukan ha-nya bicara soal investasi, tetapi juga terkait kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur yang terse-dia. Nah kalau kita lihat hari ini, tingkat SDM pertani-an masih jadi kendala, demikian juga dengan infras-tuktur.

Contohnya saja pembangunan saluran irigasi yang tak pernah tuntas sejak 20 tahun lalu. Oleh karena itu, di luar masalah investasi, SDM, dan infrastruktur, hal lain yang juga sangat dibutuhkan sekali adalah komitmen serius dari pemerintah daerah, terutama dari kepala daerah terpilih, untuk memajukan sektor pertanian ini secara konprehensif.

Sudah saatnya Aceh kembali fokus membangun sektor pertanian, mengembalian kejayaan Aceh seba-gai lumbung pangan nasional. 

 

POJOK

Pelantikan kepala daerah 20 Februari 
Emh, jadi bagaimana dengan UUPA? 

Aceh impor beras dari Pakistan, Thailand, dan Myanmar
Beras Aceh malah "diekspor" ke Medan, hehehe 

ASN kerja tanpa AC, proyek infrastruktur terancam terganggu
Semoga saja negara ini baik-baik saja

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved