Kupi Beungoh
Masjid Nabawi Yang Tak Pernah Sepi: Tempat Pemersatu Berbagai Perbedaan
Masjid Nabawi tidak pernah sepi karena menjadikan perbedaan itu rahmat, berkumpul dalam satu tujuan, beribadah kepada Rabb
Perbedaan Cara Menutup Aurat Di Masjid Nabawi
Perbedaan lainnya yang nampak di Masjid Nabawi adalah dari cara umat Islam menutup aurat, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Dalam shalat kita lihat di mesjiid Nabawi, sebagian wanita Islam hanya meletakkan selembar kain besar di atas kepala, sementara rambut dan kaki nampak terlihat. Ada lagi yang memakai pakaian lengkap dengan jilbab dan baju gamis namun kakinya nampak terlihat ketika ia melaksanakan shalat. Ada lagi yang lain, semua tertutup tapi tangan terbuka. Ada lagi yang lainnnya semua tertutup kecuali muka.
Semua sama tujuannya, beribadah dengan tujuan Allah semata, meski dengan cara dan aturan yang mereka pahami, dan amalkan berbeda-beda. Tentunya, sesuai dengan ilmu yang dimiliki setiap muslin, yang berasal dari berbagai latar bangsa, budaya, bahasa, adat namun tetap mengikuti satu Syari'at, yaitu syari'at Islam.
Tidak Ada Perbedaan Dalam Akidah Dan Ukhuwah
Berbeda asal, budaya dan bahasa. Berbeda latar belakang sosial, pangkat jabatan, namun tidak menjadi penghalang berkumpul dengan satu tujuan, beribadah di Masjid Nabi, Masjid Nabawi. Demikian juga di Masjid-Masjid yang ada diberbagai pelosok negeri di seluruh dunia.
Muslim itu bersaudara, harus saling menjaga, saling membantu, saling memahami dan menerima perbedaan, selama perbedaan itu dilakukan dengan Ilmu dan tidak menyekutukan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir yang Allah kirem ke muka bumi.
Mari hidupkan Masjid, jadikan ia bersih, danai Masjid-Masjid dari infaq pribadi atau dari wakaf-wakaf umat Islam yang dikelola dengan baik dan amanah. Agar Masjid-Masjid di berbagai pelosok negeri tidak pernah sepi, selalu ada orang yang silih berganti beribadah, istirahat, i'tikaf seperti di Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi tidak pernah sepi karena menjadikan perbedaan itu rahmat, berkumpul dalam satu tujuan, beribadah kepada Rabb, sementara perbedaan ilmu, tugas, jabatan, status sosial, harta kekeyaan, tidak membuat Masjid memberikan fasilitas berbeda antara si miskin dan si kaya, yang pinter atau yang bodoh, yang ada jabatan dengan tidak. Kemulian di Masjid Nabawi kita lihat dari ketakwa'an, ketawadhu'an seorang jama'ah, yang menyebarkan senyum dan kebaikan dalam bentuk apapun yang mampu dilakukan oleh masing-masing individu.
Sebagaimana Rasulullah SAW pernah menyebutkan dalam sebuah hadits berikut ini:
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Sholat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 (seribu) kali sholat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram, Makkah, dan sholat di Masjidil Haram lebih baik dari 100.000 (seratus ribu) sholat di masjid lainnya.” (HR Ibnu Majjah).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.