KUPI BEUNGOH
Ragam Retorika Pemimpin di Indonesia: “Ndasmu” Prabowo hingga “Bek Syeh Syoh” Mualem
Jejak digital tidak mengenal kata “maaf”. Setiap yang terucap akan terus hidup, mengendap di memori kolektif publik
Salah satu ungkapan khasnya dan cepat viral adalah “bek syeh-syoh.” Dalam bahasa Aceh ia berarti “jangan buat keributan” atau “jangan lalu lalang yang dapat mengganggu konsentrasi orang lain”.
Ucapan ini dilontarkan saat menanggapi kritik terhadap kinerjanya. Di kalangan tertentu, ini dianggap sebagai ekspresi jujur dari rakyat biasa.
Baca juga: Mualem Ingatkan Ketua DPR Aceh Bek Syeh Syoh
Namun di level pejabat, frasa tersebut justru memperkeruh suasana, mencerminkan ketidaksiapan dalam menghadapi kritik secara elegan.
Kontroversi lainnya muncul sejak hari pertama ia menjabat sebagai Gubernur Aceh pada 12 Februari 2025.
Mualem langsung menyuarakan penolakan terhadap sistem QR Code dari Pertamina dalam distribusi BBM bersubsidi.
Ia menilai kebijakan itu menyulitkan masyarakat dan meminta agar sistem QR Code dihapuskan di Aceh.
Namun, tanpa koordinasi atau diplomasi yang memadai, pernyataan itu langsung berbenturan dengan kebijakan nasional.
Pertamina dengan tegas menolak usul tersebut, menyebut bahwa sistem tersebut adalah bagian dari regulasi nasional yang tak bisa diubah sepihak.
Alih-alih mengangkat isu ini lewat jalur komunikasi birokrasi yang lebih strategis, Mualem memilih konferensi pers dengan nada emosional.
Pesan yang seharusnya membela rakyat malah menjadi bahan perdebatan soal gaya komunikasi yang reaktif dan kurang matang.
Bahasa yang digunakan Mualem sangat dekat dengan rakyat kecil. Mualem terlihat hendak menyahuti aspirasi rakyat.
“Dalam hal ini, Mualem butuh staf dan jajaran yang mampu menerjemahkan ucapannya agar menjadi program realistis dan dapat diimplementasikan sehingga tidak menjadi omon-omon.
Mualem sering menggunkan bahasa majaz dan itu perlu diterjemahkan dalam bentuk program pemerintah di SKPA,” ujar dosen kami, Hasan Basri M Nur, saat membahani kami tentang perlunya analisa yang logis dalam sebuah artikel opini.
Pemimpin Daerah Aceh: Antara Elegan dan Emosional
Tidak semua kepala daerah di Aceh memiliki gaya komunikasi yang kontroversial. Wali Kota Banda Aceh periode 2017–2022, Aminullah Usman, dikenal sebagai pemimpin yang komunikatif dan diplomatis.
Ia mampu menyampaikan kebijakan dengan bahasa yang mudah dipahami rakyat, dan aktif menggunakan media sosial sebagai ruang dialog. Dalam isu seperti banjir dan UMKM, Aminullah menggunakan pendekatan komunikatif yang solutif dan edukatif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.