Kupi Beungoh
Kolaborasi Lintas Profesi Demi Keselamatan Pasien
dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, fisioterapis, bahkan pekerja sosial medis harus saling bersinergi demi keselamatan dan kesejahteraan pasien
Oleh: Ns. Mesya Geubrina Rahmah, S. Kep*)
Di era modern, pelayanan kesehatan tidak lagi dapat dilakukan secara individualistik.
Penyakit kronis yang kian kompleks, sistem rujukan yang berlapis, serta harapan masyarakat yang semakin tinggi menuntut adanya sinergi antartenaga kesehatan.
Butuh sinergi lintas disiplin ilmu: dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, fisioterapis, bahkan pekerja sosial medis harus saling bersinergi demi keselamatan dan kesejahteraan pasien.
Kolaborasi interprofesional (IPC) bukan sekadar jargon global, melainkan kebutuhan nyata yang harus diwujudkan mulai dari akar sistem yakni institusi pendidikan.
Sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan tertua dan terkemuka di Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK) memegang peran strategis dalam mencetak tenaga kesehatan masa depan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga terampil dalam bekerja sama secara interprofesional.
Inilah esensi dari pendidikan interprofesional (Interprofessional Education/IPE)--sebuah pendekatan pendidikan di mana mahasiswa dari berbagai latar belakang profesi belajar bersama, satu sama lain, dan tentang satu sama lain.
Namun, tantangan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman terhadap IPE di kalangan mahasiswa USK masih lebih kuat secara teoritis daripada praktik.
Universitas Syiah Kuala memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor integrasi IPE secara komprehensif.
Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, Fakultas Farmasi, dan program studi kesehatan lainnya dapat merancang kurikulum yang saling terhubung.
Misalnya, melalui simulasi kasus klinis terpadu, praktik komunitas kolaboratif, hingga pengabdian masyarakat lintas profesi di wilayah Aceh yang menjadi laboratorium sosial nyata.
Model seperti ini bukan hanya memperkuat pemahaman, tapi juga membentuk karakter kerja sama yang melekat.
Selain itu, organisasi kemahasiswaan lintas fakultas di USK juga dapat menjadi jembatan informal yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai kolaboratif.
Seminar kolaboratif, kamp pelatihan interprofesional, hingga kegiatan sosial lintas jurusan bisa menjadi ruang latihan soft skill yang tidak kalah penting dari pembelajaran formal.
Di sinilah mahasiswa dapat belajar untuk memahami bahwa keberhasilan dalam pelayanan kesehatan bukan ditentukan oleh satu profesi, melainkan oleh kemampuan untuk bekerja sebagai tim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.