Breaking News

Kupi Beungoh

Dibalik Triliunan Potensi Cadangan Migas, Ekonomi Aceh Masih Lesu

Kementerian ESDM menegaskan “potensi sumber daya migas di perairan Aceh masih menjanjikan” dan perlu terus dieksplorasi.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Guru Besar Bidang Geologi Kelautan Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si. 

*) Oleh: Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si.

ACEH terletak di ujung barat Sumatra dengan luas daratan lebih kurang 56.800 km⊃2; dan wilayah laut yang kaya hidrokarbon (Selat Malaka – Perairan Andaman).

Kementerian ESDM menegaskan “potensi sumber daya migas di perairan Aceh masih menjanjikan” dan perlu terus dieksplorasi.

Misalnya, Blok Andaman I, II, III di lepas pantai Aceh diperkirakan masing-masing memiliki cadangan rata-rata ~6 triliun kaki kubik gas bumi.

Eksplorasi di Andaman II (sumur Timpan) sudah menemukan gas, dan pemerintah optimistis Andaman III berpotensi temukan cadangan besar.

Selain itu, Aceh memiliki wilayah kerja Migas lain (Offshore Northwest Aceh/Meulaboh dan Southwest Aceh/Singkil) yang ditawarkan kepada investor asing (saat ini dipegang oleh CONRAD ENERGY).

Secara geologi Aceh berada pada cekungan marjinal Sumatra (foreland dan dekat zona subduksi), dengan sesar besar Sumatra Megatrust, sehingga menyimpan peluang hidrokarbon onshore maupun lepas pantai.

Walaupun memilki potensi besar, kontribusi migas terhadap perekonomian Aceh relatif terbatas.

Pada 2023 pemerintah pusat mengalokasikan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas kepada Aceh sebesar Rp252,67 miliar, naik dari Rp116,76 miliar pada 2022.

 Dari alokasi tersebut, Aceh Timur mendapat yang tertinggi (~Rp10,24 miliar), diikuti Aceh Utara Rp6,28 miliar dan Aceh Tamiang Rp5,63 miliar.

Dana ini masuk ke APBD Aceh dan kabupaten/kota, namun secara persentase masih sangat kecil dari total APBD Aceh ~Rp36,26 triliun di tahun 2024.

Di tingkat nasional, produksi Aceh sangat kecil: Aceh hanya memproduksi ~1.938 barel minyak per hari (BOPD) pada 2023, sedangkan Provinsi Riau mencapai ~180.000 BOPD atau ~30 persen produksi nasional.

Dengan demikian, kontribusi migas Aceh ke PDB nasional sangat kecil, hanya beberapa persen saja.

Menurut BPS Aceh, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan III-2023 dengan sektor migas 3,76 % (yoy) lebih rendah dibanding tanpa migas 4,36 % , menandakan sektor migas belum menjadi penggerak utama ekonomi daerah.

Meski begitu, sektor migas mendukung industri lokal dan lapangan kerja melalui program TKDN, dimana BPMA melaporkan capaian penggunaan komponen dalam negeri di hulu migas Aceh mencapai 69,36 % pada 2024 (melebihi target 59 % ).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved