Kupi Beungoh
Empat Pulau Aceh: Antara Lupa Sejarah dan Keliru Kebijakan
publik Aceh digemparkan oleh penetapan empat pulau yang terletak di kawasan Singkil sebagai bagian dari wilayah administratif Sumatera Utara
Namun itu bukan berarti Aceh kehilangan hak untuk mempertahankan jati diri, integritas wilayah, dan warisan sejarahnya.
Justru perdamaian seharusnya menjadi ruang yang sehat untuk memperjuangkan hak-hak tersebut dalam kerangka hukum dan demokrasi.
Baca juga: Jakarta Jangan Pancing Amarah Rakyat Aceh
Yang mengherankan, alih-alih melakukan langkah hukum untuk menolak pengalihan wilayah, justru muncul wacana agar Pemerintah Aceh yang menggugat ke pengadilan.
Ini adalah logika yang sangat janggal: bagaimana mungkin pemilik sah sebuah aset diminta untuk menggugat perampasannya, sementara negara yang seharusnya menjadi pelindung justru bersikap ambigu?
Memelihara Harga Diri, Menjaga Warisan Leluhur
Sebagai bangsa yang besar, kita diajarkan untuk menghargai sejarah.
Tetapi bagaimana mungkin sebuah bangsa bisa disebut besar bila ia membiarkan sebagian wilayahnya beralih tanpa alasan yang logis dan transparan?
Empat pulau di Singkil bukan hanya sepetak tanah; ia adalah simbol dari kehormatan, sejarah, dan warisan perjuangan panjang.
Jika hari ini aset itu bisa hilang begitu saja tanpa perang, tanpa perlawanan, maka kita harus bertanya: "apa yang tersisa dari harga diri kita sebagai bangsa?"
Baca juga: VIDEO 4 Pulau Singkil Beralih ke Sumut - HRD: Kita Harus Kompak Perjuangkan Kepentingan Aceh
Pengalihan empat pulau dari Aceh ke Sumatera Utara bukanlah sekadar urusan administratif. Ia adalah luka di tubuh sejarah.
Dan jika luka ini dibiarkan terbuka tanpa pengobatan, maka yang akan tumbuh bukan hanya rasa kecewa, tetapi juga ketidakpercayaan terhadap semangat kebangsaan itu sendiri.
Maka mari kita jujur pada diri sendiri, bahwa mempertahankan warisan bukanlah bentuk perlawanan terhadap negara, melainkan bagian dari cinta kepada negeri yang lebih besar: Indonesia.
Kutaraja, 17 Juni 2025
*) PENULIS adalah warga Aceh yang peduli pada sejarah dan martabat daerahnya.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.