Kupi Beungoh
INDONESIA, RUDAL, DONO WARKOP DAN RASA LAPAR
Kita sekarang punya presiden yang juga mantan Menteri Pertahanan. Seorang jenderal, yang akrab dengan peta perang daripada brosur gizi anak sekolah.
Negeri ini dulu pernah punya semangat besar. Soekarno membangun roket “Kartika I”, bikin pesawat Nurtanio, bercita-cita punya bom atom, walau baru sempat bikin maketnya.
Tapi semangat itu padam. Diganti oleh budaya “impor lebih mudah”. Bahkan peluru pun kita minta diskon.
Sekaranglah waktunya semangat itu dibangkitkan. Karena teknologi bukan lagi milik segelintir negara. Akses terbuka. Yang diperlukan hanya satu: kemauan politik dan moral elite.
Kita terlalu lama jadi penonton. Sudah saatnya jadi pemain. Karena negara besar tidak dibangun dari belanja, tapi dari produksi.
Saatnya Menghitung Mundur
Hari ini, AK-47 hanya cocok jadi pajangan museum. Tank adalah sasaran empuk drone. Kapal selam bisa dilumpuhkan oleh virus komputer. Perang sudah berubah.
Pertahanan bukan lagi siapa punya peluru paling banyak, tapi siapa bisa menghancurkan pusat komando musuh dari ruang server ber-AC di Cikarang.
Kita tidak boleh kalah oleh algoritma. Tak bisa hanya bersandar pada pidato dan baliho.
Karena nanti, ketika konflik menghampiri wilayah kita dan itu hanya soal waktu yang bisa menyelamatkan bangsa bukan nasi kotak, tapi kemampuan balas menyerang.
Singkong, Drone, dan Kemerdekaan
Rakyat Indonesia bukan rakyat manja. Mereka akan rela makan singkong asal tahu negaranya sedang membangun kekuatan.
Mereka akan ikhlas bayar pajak lebih tinggi asal yakin uangnya dipakai untuk laboratorium, bukan hotel tempat rapat.
Karena yang lebih penting dari kenyang adalah tetap merdeka. Dan yang lebih mengerikan dari rasa lapar adalah rasa kalah di tanah sendiri.
Dan sakit itu seperti Mega Proyek IKN yang sudah dibangun tapi belum ada arah pemanfaatannya.
Akhir Kata, jika generasi sekarang tidak mulai belajar membuat rudal, generasi berikutnya hanya akan belajar jadi pelayan.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.