Kupi Beungoh
Aceh, Mesin Tanpa Bensin
Betapa tidak, Provinsi Aceh telah dianugerahi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, minyak dan gas bumi (migas), tambang mineral, perkebunan, dan
Faktor lain yang sering luput adalah kualitas sumber daya manusia.
Investasi besar sering kali memerlukan tenaga kerja terampil di bidang teknis, manajemen, hingga penguasaan teknologi terbaru.
Lemahnya link and match antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri membuat Aceh akan terus kekurangan tenaga kerja siap pakai dan terampil.
Namun pertanyaannya: sudahkah pembangunan SDM di Aceh berjalan seiring dengan visi pengelolaan SDA?
Baca juga: Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh
Faktanya setelah enam bulan pelantikan, pemerintahan Mualem–Dek Fadh hanya sibuk mengenai peluang investasi di Aceh tanpa sekalipun menyinggung keterhubungan antara sekolah vokasi yang ada di Aceh dengan kebutuhan sumber daya manusia pada industri yang sudah dan akan hadir di Aceh agar para lulusan dapat bekerja nantinya.
Ironisnya, investor yang tertarik mengelola SDA di Aceh justru akan lebih banyak mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhannya.
Link and Match
Salah satu tantangan mendasar pembangunan SDM di Aceh saat ini adalah lemahnya keterhubungan (link and match) antara lembaga pendidikan vokasi seperti SMK dan politeknik dengan kebutuhan nyata dunia industri.
Padahal, link and match ini adalah kunci agar investasi yang masuk ke Aceh tidak hanya memindahkan modal, tetapi juga membuka lapangan kerja yang layak bagi putra-putri Aceh.
Sebagai contoh konkret, Aceh punya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang didorong menjadi pusat industri pengolahan gas, pupuk, dan logistik.
Baca juga: Cari Sumber Migas, Aceh Energy Mulai Eksplorasi Blok Bireuen Sigli pada 2026
Namun, pertanyaannya, apakah sekolah vokasi di sekitar KEK sudah menyiapkan program studi yang match?
Apakah siswa SMK atau politeknik di Lhokseumawe, Bireuen, dan Aceh Utara memiliki keterampilan pengelasan pipa, perawatan mesin produksi, manajemen rantai pasok, atau logistik modern?
Jawabannya masih jauh dari itu.
Selama ini, narasi pengembangan sekolah vokasi di Aceh sering hanya berhenti pada pembangunan gedung baru, penambahan jurusan, atau pengadaan peralatan praktik.
Sayangnya, itu belum menjamin keterkaitannya dengan kebutuhan investor.
Rakyat Minta Tertibkan PT ALIS, Bukan Rampas Lahan Masyarakat |
![]() |
---|
Menanti Pemerintahan Mirwan-Baital Mukadis Memperjuangkan Legalisasi Tambang Rakyat |
![]() |
---|
Independensi OJK : Kunci Masa Depan Bank Aceh Syariah dan Kepercayaan Publik |
![]() |
---|
26 Tahun Keistimewaan Aceh: Menyoal Keseriusan Pemda-DPRA dalam Mengembalikan Kejayaan Pendidikan |
![]() |
---|
Buku dan Membaca: Antara Cetak, Digital, dan Politik Jalan Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.