Jurnalisme Warga

Hari Pendidikan Aceh Ke 66, Saatnya Pejabat dan Guru Merefleksi Diri

Peringatan Hardikda harus menjadi momentum bersama untuk merefleksi capaian, tantangan, serta arah masa depan pendidikan Aceh.

Editor: mufti
IST
ABDUL HAMID, S.Pd., M.Pd., Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bireuen, melaporkan dari Cot Ijue, Bireuen 

-    seminar  atau diskusi publik

Tujuannya, membahas tantangan pendidikan Aceh, seperti kualitas guru, pemerataan akses, hingga inovasi digital;

-    pameran pendidikan

Menampilkan karya-karya siswa, inovasi guru, dan praktik baik berbagai sekolah;

-   gerakan literasi massal

 Mengajak semua sekolah mengadakan kegiatan membaca buku bersama atau meresensi buku; dan

-   bakti sosial pendidikan

Guru dan siswa turun ke desa terpencil, membawa buku, dan mengajar anak-anak yang kurang terjangkau layanan sekolah atau layanan perpustakaan.

Harapan dan tantangan

Usia 66 tahun adalah usia matang untuk melakukan perbaikan mendasar. Namun, realitas di lapangan masih menunjukkan banyak tantangan. Hasil survei nasional beberapa tahun terakhir masih menempatkan Aceh pada posisi bawah dalam capaian literasi dan numerasi. Infrastruktur pendidikan belum merata, kualitas guru masih timpang, dan angka putus sekolah di daerah pedalaman cukup memprihatinkan.

Meski demikian, ada banyak cerita inspiratif dari guru dan siswa Aceh yang pantang menyerah. Ada guru yang tetap mengajar meski harus menempuh perjalanan jauh melintasi Sungai. Ada siswa yang berprestasi di tingkat nasional meski berasal dari sekolah sederhana. Kisah-kisah inilah yang seharusnya menjadi bahan bakar semangat perbaikan pendidikan Aceh.

Momen refleksi bersama

Peringatan Hari Pendidikan Aceh ke-66 ini tidak boleh berhenti pada seremonial tahunan belaka. Ia harus menjadi momentum refleksi: pemerintah memperkuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, guru memperkuat dedikasi dan inovasi, sedangkan masyarakat ikut berperan aktif mendukung pendidikan.

Jika semua pihak bersinergi, maka pendidikan Aceh tidak hanya akan menghasilkan generasi yang pintar, tetapi juga generasi yang berkarakter, beriman, dan siap bersaing di tataran global.

Inilah saatnya kita kembali meneguhkan komitmen bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju kemajuan Aceh, sebagaimana dicita-citakan oleh para penggagas Hardikda pada 66 tahun silam.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved