Pojok Humam Hamid
Kekonyolan Bobby dan “Hikayat Ketergantungan”: Yunnan, Bihar, Minas Gerais, dan Aceh
Kekonyolan Bobby hanyalah pantulan kecil dari cermin besar tentang bagaimana posisi Aceh selama ini dalam struktur ekonomi regional.
Kisah Bihar di India bahkan lebih menarik.
Bihar pernah menjadi pusat kebudayaan, sumber mineral, dan salah satu provinsi terkaya di India selama era kolonial.
Tapi pascakemerdekaan, Bihar terjebak dalam politik internal yang korup, ketimpangan struktural, dan akses buruk ke pusat perdagangan.
Ia menjadi provinsi termiskin dan tertinggal di India.
Namun perubahan terjadi ketika negara bagian itu mulai berfokus pada reformasi infrastruktur dan manajemen publik.
Pelabuhan kering-dry port, jalan baru, dan sistem distribusi regional dibangun. Kini, meski belum sepesat Gujarat atau Maharashtra, Bihar perlahan membalikkan citranya dari provinsi terbelakang menjadi propinsi maju
Brasil punya cerita menarik lewat Minas Gerais.
Dulunya pusat pertambangan emas dan berlian sejak masa kolonial Portugis, wilayah ini tumbuh pesat tetapi tidak merata.
Baca juga: Gubernur Sumut Minta Jangan ‘Panas-panasin’ soal 4 Pulau: Nanti Warga Anti Liat Plat BK dan BL
Minas terlalu bergantung pada pusat-pusat logistik seperti São Paulo dan pelabuhan di Rio de Janeiro.
Ketika pemerintah negara bagian memutuskan untuk membangun jalur kereta barang sendiri, memperkuat pelabuhan di tenggara, dan mendorong pengolahan hasil tambang di dalam wilayah, Minas mulai membangun kemandiriannya.
Bahkan ia kini dikenal sebagai salah satu pusat industri dan teknologi energi alternatif di Brasil.
Yunnan, Bihar, dan Minas Gerais punya satu kesamaan, mereka tidak menunggu pusat untuk menyelamatkan mereka.
Mereka membangun sistem logistik, industri, dan konektivitas yang berpihak pada wilayah mereka sendiri.
Aceh Bisa dan Harus
Aceh bisa, dan harus, melakukan hal yang sama.
Sudah saatnya Aceh berhenti menggantungkan distribusi barang dan akses ekonomi pada Medan.
Saatnya membangun dua sisi pantai menjadi dua sayap kekuatan ekonomi yang saling melengkapi.
Pemerintah propinsi harus segera mengambil keputusan strategis, pilih pelabuhan utama untuk barat dan timur.
Jangan semua “dibagi rata tapi tidak hidup.”
Lakukan kajian komprehensif, ajak mitra global, dan fokus.
Jangan takut ditertawakan seperti Riau saat mulai membangun Dumai.
Hari ini, yang tertawa adalah mereka yang percaya pada dirinya sendiri, bukan mereka yang meminta izin pada center-pusat, dalam ha ini Sumut.
Jika Bobby Nasution ingin jadi aktor panggung logistik, biarkan.
Yang lebih penting, Aceh harus segera menyadari, kita bisa keluar dari ketergantungan ini.
Tapi hanya jika kita bangun dari tidur panjang kita sendiri.(*)
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Artikel dalam rubrik Pojok Humam Hamid ini menjadi tanggung jawab penulis.
Meaningfull
pojok humam hamid
Humam Hamid
humam hamid aceh
plat BK
Bobby Nasution
opini serambinews
Aceh
| Pembangunan 50 Kota Prioritas Nasional: Mengapa Kota-Kota di Aceh Terabaikan? |
|
|---|
| Utang Kereta Cepat” Whoosh” Cina: Akankah Prabowo Mengikuti Jejak Mahathir? |
|
|---|
| MSAKA21 : Kerajaan Peureulak: Paku Bumi Pertama Islam Nusantara - Bagian XIV |
|
|---|
| Meritokrasi dan Middle Income Trap: Anies, Weber, dan Kaisar Wu |
|
|---|
| Racikan Xi Jinping Untuk Cina Abad 21: Komunis, Konfucius, dan Sun Tzu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.