Kupi Beugoh
Abu di Lheue, Ulama dengan Pribadi Santun dan Mustajab Doa---Bagian 2 Habis
Sebagai ulama kharismatik, Abu di Lheue memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi murid dan masyarakat.
Kemudian, Tgk Muhammad Az Zawahiri (Waled Ulim), dan Tgk H Abdul Hadi atau Waled Gampong Gajah (Ketua HUDA Pidie), serta banyak lainnya yang menjadi pimpinan dayah, khatib, dan tokoh masyarakat.
Wafatnya Abu di Lheue
Setelah 40 tahun mengabdi sebagai pimpinan Dayah Darul Falah, guru, dan khatib, Abu di Lheue wafat pada 10 Juni 2004, di Klinik Geurugok, Bireuen setelah sempat menjalani perawatan di RS Fakinah Banda Aceh.
Meski dalam kondisi sakit, Beliau tetap berzikir hingga akhir hayatnya.
Jenazahnya disemayamkan di halaman Dayah Darul Falah, Desa Meunasah Tunong Lueng, Jeunieb, dan dishalatkan oleh ribuan masyarakat, ulama, dan santri.
Karena tidak memiliki keturunan, kepemimpinan Dayah Darul Falah sempat dipegang oleh murid senior sekaligus familinya, Tgk Mahdi bin Umar.
Pada 2005, Tgk Mahdi menyerahkan kepemimpinan kepada Ummi Hj Lathifah, istri Abu di Lheue.
Setahun kemudian, Tgk Mahdi mendirikan Dayah Darussalam Ash Shamadiyyah Al-Waliyyah di Krueng Kiran, yang berkembang dengan dukungan swadaya masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai tasawuf dari gurunya.
Warisan Abu di Lheue terus hidup melalui murid-muridnya yang menyebarkan ilmu dan nilai-nilai keislaman ke berbagai penjuru Aceh.(*)
- Penulis adalah Ketua HUDA Pidie sekaligus Ketua Umum Riadah (Ikatan Alumni Dayah Darul Falah Jeunieb)
- KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Ketua-HUDA-Pidie-Waled-Gp-Gajah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.